Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Monday, December 7, 2015

Pasanglah Telingamu

Santapan Harian
Pasanglah Telingamu
Amsal 22:17-29
Pasanglah telingamu dan dengarkanlah amsal-amsal orang bijak, berilah perhatian kepada pengetahuanku. 18 Karena menyimpannya dalam hati akan menyenangkan bagimu, bila semuanya itu tersedia pada bibirmu. 19 Supaya engkau menaruh kepercayaanmu kepada TUHAN, aku mengajarkannya kepadamu sekarang, ya kepadamu. 20 Bukankah aku telah menulisnya kepadamu dulu dengan nasihat dan pengetahuan, 21 untuk mengajarkan kepadamu apa yang benar dan sungguh, supaya engkau dapat memberikan jawaban yang tepat kepada yang menyuruh engkau. 22 Janganlah merampasi orang lemah, karena ia lemah, dan janganlah menginjak-injak orang yang berkesusahan di pintu gerbang. 23 Sebab TUHAN membela perkara mereka, dan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka. 24 Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, 25 supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri. 26. Jangan engkau termasuk orang yang membuat persetujuan, dan yang menjadi penanggung hutang. 27 Mengapa orang akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak mempunyai apa-apa untuk membayar kembali? 28 Jangan engkau memindahkan batas tanah yang lama, yang ditetapkan oleh nenek moyangmu. 29 Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Saat seorang anak acuh tak acuh terhadap teguran orang tuanya, ada kalanya orang tua menjadi marah dan menjewer telinga anak sambil berkata, "Di mana telingamu?". Semua orang tahu apa kegunaan telinga, namun banyak orang yang tidak menggunakan fungsi telinga dengan baik sehinnga berakibat fatal.

Dalam nas kini, kita melihat seruan Salomo secara langsung, seolah-olah berbicara kepada seseorang secara pribadi. Ia berulang kali menekankan kegunaan telinga. Ia menasihati agar kita untuk sungguh-sungguh memasang telinga. Memasang telinga berarti menjadi tenang, tidak lekas gusar dan suka marah. Saat seseorang penuh perhatian terhadap pengetahuan dan selalu mendengar amsal para orang bijak, maka ia akan terbiasa berjalan dalam hikmat. Contohnya, menghormati hak milik perorangan, tidak memindahkan batas tanah dan mencuri tanah (22-23, bdk. Ul 19:14; 27:17), tidak bergaul akrab dengan orang yang amarahnya meledak-ledak.

Tujuan memasang telinga antara lain: Pertama, mendengar dan memperhatikan setiap ajaran. Kedua, membawa kepada kepercayaan akan Yahweh (19). Ketiga, mendatangkan kepuasan yang melimpah (18). Keempat, supaya mengetahui apa itu kebenaran, mampu membedakan dengan jelas antara yang benar dan salah, hal mana menguntungkan diri dan orang lain (21, bdk. 1Ptr 3:15). Jika mau mendapatkan manfaatnya, maka kita harus mencerna, mempraktikkan, menaati, dan menyerahkan diri ke dalamnya untuk dibentuk (bdk. 2:10).


Berapa banyak di antara kita yang memasang telinga tetapi tidak mendengar dan memperhatikan kata-kata hikmat? Semua pengajaran menjadi sia-sia karena sikap kita yang meremehkannya. Kita tidak bisa berkata seperti ini, "Semua perkataan itu baik, tetapi tidak ada artinya bagi kami." Tidak! Marilah kita bercermin diri pada hikmat dan pengajaran. Pakailah hikmat dan ajaran tersebut saat kita berbicara maupun bertindak, maka ia akan mendatangkan nama baik bagimu. [SB]

Kekayaan yang Halal

Santapan Harian
Kekayaan yang Halal
Amsal 22:1-16
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. 2 Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN. 3 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. 4 Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. 5 Duri dan perangkap ada di jalan orang yang serong hatinya; siapa ingin memelihara diri menjauhi orang itu. 6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. 7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi. 8 Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa. 9 Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin. 10 Usirlah si pencemooh, maka lenyaplah pertengkaran, dan akan berhentilah perbantahan dan cemooh. 11 Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja. 12 Mata TUHAN menjaga pengetahuan, tetapi Ia membatalkan perkataan si pengkhianat. 13 Si pemalas berkata: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan." 14 Mulut perempuan jalang adalah lobang yang dalam; orang yang dimurkai TUHAN akan terperosok ke dalamnya. 15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya. 16 Orang yang menindas orang lemah untuk menguntungkan diri atau memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja.

Ada orang mau kaya dan sukses, tetapi tidak mau melalui proses untuk mendapatkannya. Maunya, "sim salabim!" dan sekejap mendapatkan apa yang diinginkan. Bahkan tidak sedikit orang yang menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kekayaan, kehormatan, dan kemuliaan.

Nas Amsal hari ini menunjukkan bahwa memiliki kekayaan adalah baik, tetapi bukan yang terbaik dan terutama. Nama baik dan kasih, jauh lebih berharga daripada kekayaan besar (1). Tetap saja ada orang yang mengabaikan nama baik dan menggunakan cara-cara tidak halal untuk mengumpulkan kekayaan. Contohnya, menumpuk kekayaan dengan menindas orang lemah, memberi suap dan hadiah kepada orang kaya (16). Dengan cara seperti itu, mereka berpikir bahwa dirinya akan menerima imbalan yang lebih besar.

Cara yang tidak halal akan sedikit lebih cepat memperoleh hasil, sedangkan cara-cara yang baik dan benar akan memperoleh hasil yang bertahan lebih lama. Apabila kekayaan diperoleh seseorang dengan cara-cara yang tidak halal dan jahat, maka di kemudian hari orang tersebut akan menuai bencana (8, 16). Sebaliknya, mereka yang jujur, mencintai kesucian hati, menjaga nurani yang bersih akan menerima kedudukan, menjadi sahabat pemimpin (11), dan diberkati. Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan (4).

Segala sesuatu termasuk kekayaan berasal dari Allah (2). Kita harus selalu takut akan Dia di setiap hal yang kita lakukan, baik dari sisi motivasi maupun perbuatan seperti: memiliki hati yang baik, dan tidak kikir untuk berbagi rezeki kepada orang miskin (9, bdk. Ams 28:27).


Bagaimana cara kita selama ini dalam meraih kekayaan, kemuliaan, dan kehormatan? Apakah dengan cara menindas orang lemah, merampas hak orang miskin, atau menyuap orang kaya untuk melindungi diri dan mencari muka? Sebagai anak-anak Allah, marilah kita mengerjakan bagian kita, yaitu bekerja keras dengan cara yang halal dan sesuai kehendak Tuhan. [SB]

PXW-FS5 Official Video "Sea pool" | Sony Professional

PlayStation Experience 2015: PlayStation VR - The Best Games in VR

Volvo S90 | HOW IT'S MADE ?

Volvo S90 Official Trailer

Friday, December 4, 2015

Diciptakan dengan Tujuan

Santapan Harian
Diciptakan dengan Tujuan
Amsal 21:1-15
Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini. 2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3 Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban. 4 Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa. 5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. 6 Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. 7 Orang fasik diseret oleh penganiayaan mereka, karena mereka menolak melakukan keadilan. 8 Berliku-liku jalan si penipu, tetapi orang yang jujur lurus perbuatannya. 9 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar. 10 Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya. 11 Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh pengetahuan. 12 Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan. 13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru. 14 Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat. 15 Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat.

Tuhan menciptakan setiap manusia unik adanya. Dia memberikan kita tubuh untuk dipakai bagi kemuliaan-Nya. Ironisnya, sering kali manusia tidak memakai anggota-anggota tubuhnya sesuai tujuan yang Tuhan tetapkan. Sebaliknya, kita justru memakainya demi kesenangan dan kenikmatan dalam dosa, seperti yang digambarkan oleh pengamsal dalam bagian ini sebagai berikut: mata yang congkak (4), hati yang sombong (4), lidah yang berdusta (6), mulut yang suka bertengkar (9), dan telinga yang ditutup (13).

Pengamsal dengan tegas menyebutkan bahwa mata yang congkak dan hati yang sombong adalah dosa. Lidah yang berdusta dan mulut yang suka bertengkar adalah kesia-siaan. Telinga yang tertutup terhadap kesusahan orang lain akan mendapat balasan dari Tuhan.

Lalu bagaimanakah seharusnya kita menjalani hidup yang berkenan di hadapan Tuhan?


Pengamsal mengajarkan setidaknya ada empat hal yang dapat kita praktikkan dalam hidup ini, yaitu hidup dengan melakukan kebenaran dan keadilan (3, 15), berlaku jujur (8), bersedia diajar (11), dan suka memberi (14). Keempat prinsip firman Tuhan ini akan menolong kita menjalani hidup dan memakai tubuh kita sesuai tujuan Tuhan. Kiranya dengan menerapkan keempat hal ini, mata dan hati terarah pada perbuatan yang benar dan adil. Lidah dipakai untuk mengucapkan hal yang jujur; mulut kita dipakai untuk hal-hal yang bijaksana dan mendidik; serta telinga kita senantiasa peka mendengar jeritan sesama yang membutuhkan pertolongan dan kasih kita. Dengan demikian, tubuh dan segenap keberadaan kita dapat dipakai sesuai kehendak dan rencana-Nya. [MFS]

Allah, Kota Benteng Kita

Santapan Harian
Allah, Kota Benteng Kita
Mazmur 46
Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian. (46-2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. 46:2 (46-3) Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;  46:3 (46-4) sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela  46:4 (46-5) Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. 46:5 (46-6) Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. 46:6. (46-7) Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. 46:7 (46-8) TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela 46:8 (46-9) Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, 46:9 (46-10) yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api! 46:10 (46-11) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" 46:11 (46-12) TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela

Ada banyak hal yang menakutkan yang kita hadapi di dalam hidup ini. Persoalan bencana alam, sakit penyakit, pengkhianatan, kemiskinan, kejahatan, kebangkrutan, kecurangan, peperangan, dan berbagai pergumulan lain. Ketika kita dihadapkan pada semua persoalan itu, siapakah yang akan menjadi pegangan dan sandaran kita?

Pemazmur mengingatkan bahwa kita punya Allah yang adalah kota benteng kita. Perhatikan bagaimana pemazmur sangat menegaskan hal ini dengan menyebutkannya sebanyak dua kali, yaitu di ayat 8 dan 12. Sebagai kota benteng, Allah adalah "tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti" (2). Ayat ini juga menjadi ayat yang menguatkan Martin Luther ketika ia sedang berada di dalam masa-masa sukar akibat ke-95 dalil yang ia pakukan di pintu gereja Wittenberg. Melalui ayat ini, Luther diteguhkan bahwa apapun kesukaran yang ia hadapi, ada Allah yang menjadi tempat perlindungan dan benteng baginya.


Allah adalah kota benteng kita yang teguh. Oleh karena itu, pemazmur mendorong kita agar di tengah kesukaran yang dialami, kita memandang pekerjaan Tuhan (9) dan berdiam diri di hadapan-Nya (11). Frase "pandanglah pekerjaan Tuhan" (9) mengacu pada tindakan mengingat apa yang telah Tuhan kerjakan di dalam hidup kita dan di bumi ini. Ingat dan lihatlah sekelilingmu! Perhatikan betapa Allah punya kuasa untuk mengatur segala sesuatu demi kebaikan kita. Kemudian, frase "Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah" (11) menegaskan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, hendaknya kita berdiam diri dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri, sebaiknya mengandalkan Tuhan. Sekalipun bencana alam menimpa, didera sakit penyakit, kemiskinan, pengkhianatan, atau persoalan hidup apapun yang membuat kita takut dan gentar, maka pandanglah kepada Tuhan. Andalkanlah Dia senantiasa karena Dialah kota benteng kita yang teguh. [MFS]

Tuhan yang tak Tertandingi

Santapan Harian
Tuhan yang tak Tertandingi
Amsal 21:16-31
Orang yang menyimpang dari jalan akal budi akan berhenti di tempat arwah-arwah berkumpul. 17 Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya. 18 Orang fasik dipakai sebagai tebusan bagi orang benar, dan pengkhianat sebagai ganti orang jujur. 19 Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah. 20 Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya. 21 Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan. 22 Orang bijak dapat memanjat kota pahlawan-pahlawan, dan merobohkan benteng yang mereka percayai. 23 Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. 24 Orang yang kurang ajar dan sombong pencemooh namanya, ia berlaku dengan keangkuhan yang tak terhingga. 25 Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. 26 Keinginan bernafsu sepanjang hari, tetapi orang benar memberi tanpa batas. 27 Korban orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud jahat. 28 Saksi bohong akan binasa, tetapi orang yang mendengarkan akan tetap berbicara. 29 Orang fasik bermuka tebal, tetapi orang jujur mengatur jalannya. 30 Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN. 31 Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.

Kitab Amsal kental sekali dengan pengajaran tentang kehidupan orang yang berhikmat dan yang tidak berhikmat, seperti halnya yang terdapat pada bagian ini. Sekali lagi, pengamsal memberikan gambaran yang mendetail tentang kehidupan orang yang tidak berhikmat. Contohnya, orang yang tidak mau menerima pengajaran (16); orang yang suka berfoya-foya dan gila harta (17); orang fasik dan pengkhianat (18, 27); orang yang suka bertengkar dan pemarah (19); orang yang bebal (20); orang yang kurang ajar dan sombong (24); orang yang malas (25).

Jika dilihat dari penampilan luar, orang yang tidak berhikmat tampaknya berkuasa dan kuat. Tetapi, sekuat apapun kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki orang yang tidak berhikmat, sesungguhnya kemenangan ada di tangan Tuhan (31). Sedangkan orang yang berhikmat dipaparkan oleh pengamsal sebagai orang yang mengejar kebenaran dan kasih (21); orang yang memelihara mulut dan lidahnya (23); orang yang suka memberi (26); orang yang bersedia mendengarkan keluhan dan penderitaan orang lain (28); dan orang yang jujur (29). Sedalam apapun hikmat yang dimiliki oleh seseorang, pengamsal mengingatkan bahwa tidak ada hikmat dan pengertian yang dapat menandingi kemahatahuan Tuhan (30).

Pengajaran amsal pada bagian ini sangat indah, karena mengingatkan kita sekali lagi siapakah kita di hadapan Tuhan. Apapun yang kita perbuat, Tuhan tahu. Sebesar apapun kekuatan kita, tetap tidak dapat menandingi kemahakuasaan Tuhan. Sedalam apapun hikmat yang kita miliki, tidak dapat menyaingi hikmat Tuhan. Semua itu disebabkan oleh status serta kedudukan Tuhan sebagai Pencipta semesta alam, sedangkan kita hanyalah ciptaan-Nya yang fana. Kiranya pemahaman ini mendorong kita untuk lebih mengagumi, mengasihi-Nya, serta hidup seturut kehendak-Nya. [MFS]

Thursday, November 26, 2015

The Sony a7R II: Radically Advanced

Peugeot 108 | The city car at its best

Zootopia Official Sloth Trailer #1 (2016) - Disney Animated Movie HD

Norm of the North Official Trailer #2 (2016) - Heather Graham, Bill Nigh...

Panduan Praktis dalam Kehidupan

Santapan Harian

Panduan Praktis dalam Kehidupan
Amsal 20:16-30
Ambillah pakaian orang yang menanggung orang lain, dan tahanlah dia sebagai sandera ganti orang asing. 17 Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil. 18 Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat. 19 Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut. 20 Siapa mengutuki ayah atau ibunya, pelitanya akan padam pada waktu gelap. 21 Milik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati. 22 Janganlah engkau berkata: "Aku akan membalas kejahatan," nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau. 23 Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca serong itu tidak baik. 24 Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya? 25 Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar. 26 Raja yang bijak dapat mengenal orang-orang fasik, dan menggilas mereka berulang-ulang. 27 Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya. 28 Kasih dan setia melindungi raja, dan dengan kasih ia menopang takhtanya. 29 Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban. 30 Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati.

Sebagai umat Allah, penting sekali bagi kita memperhatikan bagaimana menjalani kehidupan yang benar di hadapan-Nya. Kesekian kalinya pengamsal mengajarkan banyak nilai kehidupan yang praktis untuk diterapkan dalam keseharian kita sebagai umat Allah.

Pada bagian ini, pengamsal menyoroti dua bagian besar, yaitu mengenai perbuatan dan perkataan. Secara khusus pengamsal menyoroti mengenai perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh umat Allah, misalnya: perbuatan yang menipu (17), perbuatan yang ingin mendapatkan sesuatu dengan cepat tetapi tidak benar (21), perbuatan curang (23). Selain perbuatan jahat, pengamsal juga menyoroti mengenai perkataan yang tidak benar, seperti: perkataan yang membocorkan rahasia (19), mengutuki orangtua (20), mengutuki orang lain (22), bersumpah tanpa pertimbangan (25).

Mengapa semua perkataan dan perbuatan tersebut tidak boleh kita lakukan? Karena semuanya itu akan mencelakakan hidup kita, menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitar, dan tidak memuliakan Allah. Jika demikian, apa yang perlu diperbuat agar kita menjalani hidup dengan benar? Pengamsal memberikan beberapa langkah praktis yang dapat kita terapkan dalam hidup sehari-hari, antara lain: Pertama, jika berjanji untuk menanggung orang lain, maka kita harus komitmen untuk bertanggungjawab (16). Kedua, apabila menjadi pemimpin, kita haruslah bijak (26) dan penuh kasih (28). Ketiga, dalam membuat rencana, pertimbangkan segala sesuatu dengan baik (18). Keempat, dalam menjalani hidup, andalkanlah Tuhan (24).


Marilah belajar menerapkan kebenaran firman ini dalam kehidupan kita. Buatlah perencanaan dan komitmen di hadapan Tuhan untuk diterapkan dalam keluarga, pergaulan, pekerjaan, dan pelayanan, sehingga kehidupan kita selangkah demi selangkah dapat menjadi berkat bagi sesama serta memuliakan Tuhan. [MFS]

Kecongkakan Mendahului Kehancuran

Santapan Harian
Kecongkakan Mendahului Kehancuran
Amsal 16:17-33
Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur; siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya. 18 Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. 19 Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak. 20 Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN. 21 Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan. 22 Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya. 23 Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan. 24 Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. 25 Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 26 Rasa lapar bekerja untuk seorang pekerja, karena mulutnya memaksa dia. 27 Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan. 28 Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib. 29 Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik. 30 Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat; siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan. 31 Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran. 32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 33 Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.

Seorang ahli sejarah yang bernama Arnold Toynbee mengatakan, masyarakat akan mati oleh karena bunuh diri, bukan karena pembunuhan. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa bahaya terbesar kemanusiaan adalah manusia itu sendiri. Alkitab menegaskan bahwa bahaya ini ada karena manusia sudah jatuh dalam dosa (Rm 6:23, 3:23).

Amsal 16:17-33 memaparkan fakta kehidupan yang layak dijadikan perenungan. Pengamsal menegaskan bahwa kebaikan dan kebahagiaan akan datang atas mereka yang percaya kepada TUHAN (20). Selain itu, pengamsal mengingatkan bahwa manusia bukanlah penentu hidup mereka sehingga manusia bisa melakukan segala sesuatu dengan sewenang-wenang. Artinya, manusia tidak memiliki kuasa apapun atas kehidupan mereka, "Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN" (33). Karena itulah kita perlu menjadi bijaksana dengan kehidupan dan memikirkan tentang TUHAN dalam hidup yang sementara ini.

Kecongkakan manusia terjadi saat mereka menganggap dirinya lebih penting daripada Allah. Ini satu kekejian di hadapan Tuhan. Pengamsal mengingatkan bahwa ajaran tersebut seolah-olah terlihat lurus dan benar, tetapi ujungnya membawa manusia kepada maut (15). Itulah hakekat dan esensi dari dosa.

Jadi, apa yang kita bisa kita lakukan? Alkitab mengajak kita untuk merenungi panggilan Kristus yang berkata: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11:28-30).


Dengan demikian, Arnold Toynbee pernah menuliskan, "Cepat atau lambat, manusia akan tiba kepada saat untuk mengambil keputusan: apakah dia akan menyembah kekuatannya sendiri atau tunduk kepada kekuatan Allah." Bila saat itu datang kepada anda, pilihan seperti apakah yang anda ambil? [IBS]

Arah Langkah Manusia

Santapan Harian
Arah Langkah Manusia
Amsal 16:1-16
Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. 2 Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3 Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. 4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka. 5 Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman. 6 Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. 7 Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia. 8 Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. 9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. 10 Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili mulutnya tidak berbuat salah. 11 Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya. 12 Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran. 13 Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya. 14 Kegeraman raja adalah bentara maut, tetapi orang bijak memadamkannya. 15 Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi. 16 Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.

Ketika kita membaca hidup tokoh Alkitab bernama Henokh, kita mungkin bertanya-tanya, "Apa yang terjadi dengannya?" Catatan Alkitab hanya menuliskan, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah" (Kej 5:24).

Pengamsal memberikan nasihat abadi kepada para pembacanya bahwa "memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak" (16). Pertanyaannya: bagaimana kita dapat memperolehnya? Dalam Amsal 16:1-4, penulis Amsal menegaskan bahwa jawaban dari segala kehidupan dan pergumulannya adalah Tuhan Allah, bukan manusia. Manusia memiliki hikmat dan pertimbangan, tetapi Allah yang menjadikan segala hal. Allah yang penuh kasih dan kemurahan memberikan undangan kepada manusia untuk bersekutu dengan-Nya (7). Karena itu amatlah penting bagi kita untuk mengenali nilai-nilai kebenaran dan mempraktekkannya (8-15). Sikap demikian hanya bisa diperoleh ketika kita belajar untuk menyerahkan segala rencana kita kepada Tuhan (5). Allah adalah TUHAN yang menciptakan segala sesuatu di dunia dengan arah dan tujuan masing-masing (4), dan Dia juga sanggup melihat dan menguji isi hati manusia (2, 5). Takut akan TUHAN haruslah menjadi sikap hidup yang mendasari semua perbuatan dan penilaian kita (6).


Dalam suratnya, rasul Petrus menuliskan, "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Ptr 5:6-7). Nasihat senada juga diajarkan oleh Paulus, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1Tes 5:16-18). Jelas terlihat bahwa Allah menghendaki agar terang kebenaran Kristus ada di dalam kita dan Ia menghendaki kita menggapainya. Sebab itu jangan berhenti berharap dan berserah kepada Kristus. [IBS]

[Official Video] Joy To The World – Pentatonix

Wednesday, November 25, 2015

Hyundai ile test sürüşü yapın, fark yaratın.

Xperia Z5 Premium – Unboxing and getting started with the world’s first ...

Barbershop: The Next Cut Official Trailer #1 (2016) - Ice Cube, Nicki Mi...

The Sony a6000: Ultra-Fast

The Sony a6000: Small and Light

Nissan Presents Black Friday 360 Experience

Shakedown Hawaii - Announcement Trailer | PS4, PS Vita

Creed Ultimate Rocky Legacy Trailer (2015) HD

Toshiba How-To: Replacing the hard drive on your desktop PC with a new T...

OptiPlex 7040 Micro PC with Intel® Unite™

Captain America: Civil War Official Trailer #1 (2016) - Chris Evans, Sca...

Thursday, November 19, 2015

Mendidik di dalam Tuhan

Santapan Harian
Mendidik di dalam Tuhan
Amsal 19:18-29
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya. 19 Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya. 20 Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. 21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. 22 Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. 23 Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka. 24 Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut. 25 Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf. 26 Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya, memburukkan dan memalukan diri. 27 Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan. 28 Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta. 29 Hukuman bagi si pencemooh tersedia dan pukulan bagi punggung orang bebal.

Kita tentu menyadari pentingnya mendidik anak sejak dini. Bukan hanya pendidikan secara pengetahuan, melainkan juga secara karakter dan kerohanian. Pendidikan pengetahuan, karakter, dan kerohanian merupakan tiga elemen penting untuk diajarkan secara seimbang kepada anak-anak. Keseimbangan pendidikan seperti itu juga terlihat di dalam amsal ini.

Pengamsal mengajarkan tujuan dari mendidik anak, yaitu agar dalam menjalani hidup, sang anak menjadi bijak (20), tidak hidup mempermalukan diri (26), dan tidak hidup menyimpang (27). Demi mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan, dalam mendidik di mana pengamsal menyoroti perilaku orang-orang di sekitar: Jangan menjadi pembohong (22), pemarah (19), pemalas (24), dan pencemooh (25, 28, 29).Memiliki beragam sikap tersebut sangatlah penting, agar anak dapat menjalani hidup dengan bijak, tidak mempermalukan dirinya sendiri, dan tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Lalu, apa yang perlu dilakukan agar sang anak tidak menjadi pembohong, pemarah, pemalas, dan pencemooh? Pengamsal mengajarkan agar anak yang dididik memperhatikan didikan (20), hidup mengandalkan Tuhan (21), berlaku setia (22), dan hidup takut akan Allah (23). Meski kebenaran ini soal mendidik anak, sesungguhnya kebenaran ini berlaku bagi setiap kita.


Hai para orangtua, perhatikanlah firman Tuhan ini! Didiklah anak-anakmu sungguh-sungguh sesuai kebenaran firman Tuhan agar hidupnya benar, tidak mempermalukan, dan tidak menyimpang. Hai anak-anak muda, perhatikanlah firman Tuhan ini! Jangan jauhkan didikan dari hidupmu. Takutlah akan Tuhan, agar hidupmu menjadi bermakna, tidak berlalu dengan sia-sia! [MFS]

Yang Tidak Benar dan yang Benar

Santapan Harian
Yang Tidak Benar dan yang Benar
Amsal 20:1-15
Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya. 2 Kegentaran yang datang dari raja adalah seperti raung singa muda, siapa membangkitkan marahnya membahayakan dirinya. 3 Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak. 4 Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa. 5 Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya. 6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya? 7 Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya. 8 Raja yang bersemayam di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan matanya. 9 Siapakah dapat berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?" 10 Dua macam batu timbangan, dua macam takaran, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN. 11 Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. 12 Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN. 13 Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang. 14. "Tidak baik! Tidak baik!", kata si pembeli, tetapi begitu ia pergi, ia memuji dirinya. 15 Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.

Dalam konteks zaman yang serba pragmatis, relatif, dan konsumtif, batasan antara yang benar dan salah; baik dan yang tidak baik sudah menjadi semakin buram. Tanpa disadari, banyak orang sudah terpengaruh semangat zaman ini di mana apa yang benar dan salah menjadi relatif. Seolah-olah segala sesuatu diarahkan bergantung kepada kepercayaan dan pandangan masing-masing orang.

Tidak demikian halnya pandangan pengamsal mengenai apa yang benar dan yang tidak benar. Pengamsal dengan tegas mengajarkan hal ini kepada umat Allah. Menurut pengamsal, beberapa profil kepribadian yang tidak benar di dalam hidup ini, antara lain: peminum (1), orang yang suka membangkitkan amarah orang lain (2), orang bodoh yang pemarah (3), pemalas (4, 13), dan orang yang berlaku curang (10, 14). Orang-orang seperti demikian hidupnya hanya akan menyusahkan orang lain dan mencelakakan dirinya sendiri.

Jika demikian, lalu menurut pengamsal, perilaku yang bagaimanakah yang benar dan yang seharusnya dilakukan umat Allah di dalam hidupnya? Yaitu, menjauhi perbantahan (3), merancang hidupnya dengan baik (5), hidup dengan setia (6), berlaku bersih dan jujur (11), serta bijaksana dalam perkataan (15). Semua perilaku seperti ini akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Terlebih lagi, sikap hidup seperti itu akan mencerminkan karakter Allah melalui hidup kita.


Mari jalani hidup ini dengan benar di hadapan Tuhan. Belajarlah dari firman Tuhan hari ini, yakni: jauhilah perbantahan dan pertengkaran yang tidak perlu, rencanakanlah hidupmu dengan baik, hiduplah dengan bersih dan jujur di hadapan Tuhan, bijaksanalah dalam perkataan dan perbuatan, hiduplah setia dengan pasanganmu, keluargamu, dan terlebih lagi kepada Tuhan. Semua itu agar kehidupan kita menjadi cerminkan kemuliaan Tuhan. [MFS]

Tuesday, November 17, 2015

Hidup Berakal Budi dan Berbelas Kasihan

Santapan Harian
Hidup Berakal Budi dan Berbelas Kasihan
Amsal 19:1-17
Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal. 2 Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. 3 Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN. 4 Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. 5 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar. 6 Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi. 7 Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi. 8 Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan. 9 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa. 10 Kemewahan tidak layak bagi orang bebal, apalagi bagi seorang budak memerintah pembesar. 11 Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran. 12 Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput. 13 Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik. 14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN. 15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. 16 Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati. 17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

Pelajaran berharga dari pengamsal kali ini adalah pelajaran tentang hidup yang berakal budi (1, 2-5, 8, 10-11, 13-15, 16) dan berbelas kasihan (4, 6-7, 12, 17). Ya, dua cara hidup ini sangat penting untuk dipelajari dan dilakukan di dalam keseharian kita sebagai umat Allah. Menurut pengamsal, menjalani hidup yang berakal budi berarti memegang perintah firman Tuhan (8, 6), berkelakuan bersih (1), panjang sabar dan mengampuni (11), tidak tergesa-gesa (2), tidak bodoh (3), tidak berbohong atau berdusta (5, 9), tidak bebal (10, 13), dan tidak malas (15). Menjalani hidup yang seperti ini bukannya tanpa hasil. Pengamsal menegaskan bahwa ada hasil yang didapat dari hidup yang berakal budi, yaitu orang itu sesungguhnya sedang memelihara nyawa (16) dan mengasihi diri (8a), dan ia akan mendapat kebahagiaan (8b).

Selanjutnya, mengenai hidup yang berbelas kasihan. Menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti hidup dengan memperhatikan orang miskin dan lemah (4, 7, 17), dermawan (6), dan berbuat baik (12). Dengan kata lain, menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti mewujudkan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan dan kebaikan.

Mengapa pengamsal mendorong umat Allah untuk menjalani dua cara hidup ini? Agar kehidupan umat Allah mencerminkan karakter Allah itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui, Allah kita adalah Allah yang benar dan penuh kasih. Dengan menjalani kedua gaya hidup seperti itu, hidup yang berakal budi dan berbelas kasihan, sesungguhnya kita sedang menjalani hidup yang mencerminkan kebenaran dan kasih Allah bagi orang-orang di sekitar kita. Sekali lagi, perhatikanlah bagaimana kita hidup. Sudahkah hidup anda berakal budi dan berbelas kasihan? [MFS]

Ferari 488 GTB

http://488gtb.ferrari.com/en/home/video

Monday, November 16, 2015

Tuhan, Menara yang Kuat

Santapan Harian

Tuhan, Menara yang Kuat

Amsal 18:1-24
Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan. 2 Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. 3 Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh. 4 Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir. 5 Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan. 6 Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan. 7 Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya. 8 Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati. 9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak. 10 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat. 11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya. 12 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. 13 Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya. 14 Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah? 15 Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan. 16 Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar. 17 Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya. 18 Undian mengakhiri pertengkaran, dan menyelesaikan persoalan antara orang-orang berkuasa. 19 Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri. 20 Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya. 21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. 22 Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN. 23 Orang miskin berbicara dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menjawab dengan kasar. 24 Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.

Keunikkan kitab Amsal adalah kitab ini mengajarkan banyak sekali nilai-nilai praktis kehidupan, sehingga kita dapat belajar banyak mengenai bagaimana menjalani hidup sebagai orang benar. Dalam amsal kali ini, pengamsal mengajarkan seputar perilaku dan perkataan manusia sehari-hari. Mengenai perilaku, penyendiri akan meledak dalam amarahnya (1), pemalas akan merusak (9), orang yang tidak bersemangat tidak tahan menderita (14), orang yang berpihak pada orang fasik bukanlah orang yang baik (5), orang kaya mengandalkan hartanya, penyuap yang mengandalkan pemberiannya (16). Pelbagai perilaku ini disoroti oleh pengamsal karena semua itu terjadi dalam keseharian kita dan agar kita belajar daripadanya.

Hal kedua yang disoroti oleh pengamsal adalah mengenai perkataan orang yang dapat menimbulkan penghinaan (3, 13, 23), pengkhianatan (8, 18), pertikaian (17, 18), pengaruh yang kuat (4, 20, 21). Secara khusus, perkataan dari orang bebal hanya membeberkan isi hatinya (2), menimbulkan perkelahian (6), dan menjerat hidupnya (7).


Jika demikian, lalu apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini? Pengamsal menyebutkan beberapa hal, yaitu hidup rendah hati (12) berpengertian (15), mendapat isteri (22), dan sahabat (24). Namun yang terpenting di atas semua itu adalah hidup bersandar pada Tuhan. Menarik sekali, pengamsal menggambarkan Tuhan sebagai menara yang kuat. Ya, ketika hidup kita dipenuhi hal-hal yang menakutkan atau pun kita mengalami banyak persoalan dan kesulitan, berlarilah kepada Tuhan karena Ia mampu melindungi hidup kita dengan kekuatan kuasa-Nya. Dalam Dia ada keselamatan dan perlindungan, karena Allah adalah menara yang kuat bagi setiap orang yang berlindung kepada-Nya. [MFS]

7 Amazingly Unusual Bluetooth Speakers

2016 HR-V: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

2016 HR-V: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

Bluetooth OBD II Tutorial [Super Mini ELM327]

2016 Fit: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

2016 Pilot: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

Friday, November 13, 2015

Meet the Dell Active Pen (2015) - Product Walkthrough Video

Pilihan Hidup

Santapan Harian

Pilihan Hidup


Amsal 17 : 1 - 12
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. 2 Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu. 3 Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 4 Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan. 5 Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman. 6 Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka. 7 Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta. 8 Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, ke mana juga ia memalingkan muka, ia beruntung. 9 Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib. 10 Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal. 11 Orang durhaka hanya mencari kejahatan, tetapi terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam. 12 Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya.


Setiap kita dihadapkan pada banyak pilihan untuk hidup seperti apa: Apakah hidup dengan baik di tengah keluarga? Ataukah hidup sebagai orang yang terus melakukan kejahatan? Atau memilih hidup menjadi orang yang bebal? Pada bagian Amsal kali ini, pengamsal menyoroti tiga area kehidupan tersebut, yaitu tentang keluarga (1, 2, 6), orang yang jahat (4, 5, 8, 9, 11) dan orang yang bebal (7, 10, 12).

Mengenai keluarga, pengamsal mengajarkan bahwa ketenteraman di dalam keluarga jauh lebih penting dibandingkan dengan kecukupan harta tetapi penuh dengan perbantahan (1). Selain itu, setiap anggota keluarga memiliki peranan dan kedudukan yang penting dalam menjaga nama baik keluarga (2-3). Tidak ada seorang pun yang lebih penting daripada yang lainnya.

Mengenai orang yang jahat, pengamsal memaparkan bahwa orang jahat akan lebih memperhatikan hal yang jahat (4, 11) dan cenderung melakukan segala cara untuk berbuat jahat dan curang (8), bahkan sahabat karib pun dapat tercerai (9). Pengamsal juga mengingatkan bahwa akan ada balasan bagi mereka yang berbuat jahat (5).

Mengenai orang bebal, pengamsal mengungkapkan bahwa orang yang bebal suka mengucapkan hal-hal yang buruk (7), sulit untuk ditegur (10), dan melakukan hal-hal yang bodoh (12). Namun di atas semua itu, pengamsal menegaskan bahwa pada akhirnya "...Tuhanlah yang menguji hati" (3). Artinya, segala perbuatan kita akan diuji dan dievaluasi oleh Tuhan sendiri. Akan tiba waktunya di mana kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita lakukan selama kita hidup, entah kita memilih hidup sebagai orang baik, orang jahat, atau orang bebal. Ketika waktu itu tiba, siapkah kita mempertanggungjawabkan segala perbuatan di hadapan-Nya? [MFS]

Wednesday, November 11, 2015

Lotus Evora 400 – From Road To Track, It’s Superior

Ride Along 2 Official Trailer #2 (2016) - Kevin Hart, Ice Cube Comedy HD

Finding Dory Official Trailer #1 (2016) - Ellen DeGeneres, Idris Elba An...

A test drive that turned into 26 years of fun.

TAG Heuer | The TAG Heuer Connected launch in New York City

Arah Langkah Manusia

Santapan Harian

Arah Langkah Manusia

Amsal 16:1-16
Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. 2 Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3 Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. 4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka. 5 Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman. 6 Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. 7 Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia. 8 Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. 9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. 10 Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili mulutnya tidak berbuat salah. 11 Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya. 12 Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran. 13 Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya. 14 Kegeraman raja adalah bentara maut, tetapi orang bijak memadamkannya. 15 Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi. 16 Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.

Ketika kita membaca hidup tokoh Alkitab bernama Henokh, kita mungkin bertanya-tanya, "Apa yang terjadi dengannya?" Catatan Alkitab hanya menuliskan, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah" (Kej 5:24).

Pengamsal memberikan nasihat abadi kepada para pembacanya bahwa "memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak" (16). Pertanyaannya: bagaimana kita dapat memperolehnya? Dalam Amsal 16:1-4, penulis Amsal menegaskan bahwa jawaban dari segala kehidupan dan pergumulannya adalah Tuhan Allah, bukan manusia. Manusia memiliki hikmat dan pertimbangan, tetapi Allah yang menjadikan segala hal. Allah yang penuh kasih dan kemurahan memberikan undangan kepada manusia untuk bersekutu dengan-Nya (7). Karena itu amatlah penting bagi kita untuk mengenali nilai-nilai kebenaran dan mempraktekkannya (8-15). Sikap demikian hanya bisa diperoleh ketika kita belajar untuk menyerahkan segala rencana kita kepada Tuhan (5). Allah adalah TUHAN yang menciptakan segala sesuatu di dunia dengan arah dan tujuan masing-masing (4), dan Dia juga sanggup melihat dan menguji isi hati manusia (2, 5). Takut akan TUHAN haruslah menjadi sikap hidup yang mendasari semua perbuatan dan penilaian kita (6).

Dalam suratnya, rasul Petrus menuliskan, "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Ptr 5:6-7). Nasihat senada juga diajarkan oleh Paulus, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1Tes 5:16-18). Jelas terlihat bahwa Allah menghendaki agar terang kebenaran Kristus ada di dalam kita dan Ia menghendaki kita menggapainya. Sebab itu jangan berhenti berharap dan berserah kepada Kristus. [IBS]

Audi A7 Sportback h-tron quattro | Refuel Process

Audi Technology - 48 Volt Electrical System With Electro Mechanical Acti...

Mercedes Benz C63 S Coupe | LOVELY EXHAUST Sound

Audi e-tron quattro concept | Animation with AWC

Audi Technology - 48 Volt Electrical System With Electrically Driven Com...

PlayStation Music Talks With Logic About Gaming

ALEKHINE'S GUN - :90 Official Game Trailer | PS4

Jaguar C-X75 | BURNOUT and POWERSLIDES by Felipe Massa

NEW Porsche 911 Carrera S (Miami Blue) | WALKAROUND Design Sport

Range Rover Evoque Convertible | THE DESIGN

Range Rover Evoque Convertible | HOW IT'S MADE? | Technical VIDEO

Range Rover Evoque Convertible | PRODUCT VIDEO

Miss France by Peugeot Sport

Tuesday, November 10, 2015

Sepiring Sayur dengan Kasih

Santapan Harian

Sepiring Sayur dengan Kasih

Amsal 15:16-33
16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. 17Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian. 18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. 19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata. 20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya. 21 Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus. 22. Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. 23 Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! 24 Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah. 25. Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap. 26 Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci. 27 Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup. 28 Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat. 29 TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya. 30 Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang. 31 Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. 32 Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi. 33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.


Pernahkah kita disakiti oleh sebuah gosip yang membuat nama baik kita tercemar? Apalagi yang menyebar gosip tersebut adalah teman sendiri. Apakah kita merasa marah dan kecewa?

Baik perasaan marah maupun kecewa merupakan salah satu bentuk pengalaman buruk yang dialami oleh manusia. Itu sebabnya kita perlu mencari hal-hal penting dalam hidup ini. Pengamsal memberikan nasihat yang berupa prinsip kehidupan, yaitu: "Lebih baik ada dalam kumpulan orang yang mengasihi kita daripada dikelilingi oleh banyak teman yang penuh kebencian" (17). Kepada para pembacanya, pengamsal memberikan nasihat untuk sabar dalam perbantahan (18). Adalah penting untuk mendengar, tetapi lamban berbicara. Alkitab mengajarkan, "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah" (Yak 1:19-20). Perhatikan bahwa Kitab Suci menegaskan setiap bagian hidup kita adalah panggilan untuk mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Di sinilah kita membutuhkan banyak nasihat yang benar dan bijak (19-23).

Dalam menjalani kehidupan di dunia, ada realitas yang bertolak belakang yang akan kita jumpai. Misalnya, orang bijak membawa kehidupan vs orang bodoh membawa kepada kematian (24). Tak satu pun dari kita suka dikritik. Jika kita tidak belajar disiplin, kita hanya merusak diri sendiri (32). Itu sebabnya kita seyogianya hidup takut akan Tuhan (25-33). Inilah instruksi untuk menjadi bijaksana. Salomo mengatakan, "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN daripada banyak harta dengan disertai kecemasan" (Ams 15:16). Selain itu,

Tuhan Yesus berkata, "Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu" (Luk 11:34) Pertanyaannya adalah sejauh mana kita sungguh-sungguh meletakkan segala rasa kuatir dan takut dalam pemeliharaan dan pertolongan Tuhan? [IBS]

TAG Heuer | The TAG Heuer Connected Watch empowered by Intel

Toshiba How-To: Replacing the hard drive on your laptop with a new Toshi...

TAG Heuer Connected Press Conference

TAG Heuer Connected | 360° Product Specifications Tour

Introducing the TAG Heuer Connected

TAG Heuer Connected | The Micro Apps

TAG Heuer Connected | The Registration

TAG Heuer Connected | The Interactive Counters

TAG Heuer Connected | The history

One Journey with the TAG Heuer Connected

TAG Heuer Connected | The Watchfaces

Change is in the Air

How to Escape from a Car Window (SLOW MOTION) - Smarter Every Day 144

Toshiba How-To: Using Windows Hello on a Toshiba laptop with Windows 10

Dell Vostro 5000 Series Laptop (2015) Product Overview

Friday, November 6, 2015

HCD-16 GENESIS VISION G CONCEPT CAR DESIGN FLIM

The Peanuts Movie | "Little Red Haired Girl" Clip [HD] | 20th Century FOX

Windows Hello For Toshiba

2016 Nissan Altima Overview - Full Length

Jauhilah Orang Bebal

Santapan Harian 06 Novermber 2015

Jauhilah Orang Bebal

Amsal 14 : 1 - 20
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.  2 Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia. 3 Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya. 4 Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil. 5 Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta. 6. Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh. 7 Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya. 8 Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. 9 Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan. 10. Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya. 11. Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar. 12. Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 13 Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. 14 Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya. 15 Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya. 16 Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman. 17. Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar. 18. Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan. 19. Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar. 20 Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.


Saat hidup berada di persimpangan jalan, kita harus mengambil sebuah keputusan yang akan menentukan jalan kita ke depan. Tidak setiap jalan akan membawa kita sampai ke tujuan yang dikehendaki. Bagaimana kita mengetahui jalan mana yang "benar", ketika ada begitu banyak pilihan dalam hidup?

Amsal 14 menguraikan perbandingan jalan orang bijak dengan orang bodoh. Si bijak membangun rumah yang kokoh, sementara si bodoh membangun rumah yang rapuh (1) Jalan orang bodoh digambarkan sebagai: menghina Tuhan (2), membenci teguran dan didikan (3), merendahkan agama (9), melampiaskan nafsu (16), lekas naik darah (17) . Pada dasarnya, mereka tidak memiliki rasa takut dan hormat kepada Tuhan (2). Ayat kunci yang membedakan kedua jalan ini didasarkan pada Amsal 14:12, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Amsal mengajarkan kita untuk hidup dalam kekudusan menurut jalan Allah. Namun ada orang-orang yang mencoba untuk hidup kudus tanpa melibatkan Allah. Mereka percaya bahwa "kesucian" adalah sebuah lencana yang bertuliskan "Lihatlah Betapa Istimewanya Aku." Dengan kata lain, kekudusan mereka diperoleh dari banyaknya perhatian manusia, bukan dari Allah Sebagaimana perkataan Yesus, "mereka mendapatkan pahala mereka" (Mat 6:2). Selain itu, mereka berjerih lelah dalam kekudusan dan melakukan segala sesuatu atas nama Tuhan. Kenyataanya, semuanya itu hanya ada di mulut belaka. Mereka menerapkan daftar Perintah dan Larangan yang diberlakukan untuk semua orang di sekitar mereka.

Kesalahan akibat kebodohan sendiri terjadi saat kita mengikuti nasihat dan keinginan yang egois. Kebodohan akan makin ditambahkan jika kita menyalahkan Tuhan atas kekacauan dalam hidup kita. Sementara orang yang bijaksana akan mengambil tanggung jawab atas kesalahan mereka dan belajar dari hal itu.


Alkitab menguraikan hikmat bukan sekadar kebijaksanaan.Pemahaman ini merujuk kepada relasi kita dengan Allah, Sang Pemberi dan Tujuan Hidup kita. [IBS]