Santapan
Harian
Diciptakan
dengan Tujuan
Amsal 21:1-15
Hati raja seperti batang air di dalam tangan
TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini. 2 Setiap jalan orang adalah
lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3
Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban. 4
Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik,
adalah dosa. 5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan
kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami
kekurangan. 6 Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah
kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. 7 Orang fasik
diseret oleh penganiayaan mereka, karena mereka menolak melakukan keadilan. 8
Berliku-liku jalan si penipu, tetapi orang yang jujur lurus perbuatannya. 9
Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan
perempuan yang suka bertengkar. 10 Hati orang fasik mengingini
kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya. 11
Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan
jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh pengetahuan. 12
Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke
dalam kecelakaan. 13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang
lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru. 14
Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang
dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat. 15 Melakukan keadilan
adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat.
Tuhan menciptakan setiap manusia unik adanya.
Dia memberikan kita tubuh untuk dipakai bagi kemuliaan-Nya. Ironisnya, sering
kali manusia tidak memakai anggota-anggota tubuhnya sesuai tujuan yang Tuhan
tetapkan. Sebaliknya, kita justru memakainya demi kesenangan dan kenikmatan
dalam dosa, seperti yang digambarkan oleh pengamsal dalam bagian ini sebagai
berikut: mata yang congkak (4), hati yang sombong (4), lidah yang berdusta (6),
mulut yang suka bertengkar (9), dan telinga yang ditutup (13).
Pengamsal dengan tegas menyebutkan bahwa mata
yang congkak dan hati yang sombong adalah dosa. Lidah yang berdusta dan mulut
yang suka bertengkar adalah kesia-siaan. Telinga yang tertutup terhadap
kesusahan orang lain akan mendapat balasan dari Tuhan.
Lalu bagaimanakah seharusnya kita menjalani
hidup yang berkenan di hadapan Tuhan?
Pengamsal mengajarkan setidaknya ada empat hal
yang dapat kita praktikkan dalam hidup ini, yaitu hidup dengan melakukan
kebenaran dan keadilan (3, 15), berlaku jujur (8), bersedia diajar (11), dan
suka memberi (14). Keempat prinsip firman Tuhan ini akan menolong kita
menjalani hidup dan memakai tubuh kita sesuai tujuan Tuhan. Kiranya dengan
menerapkan keempat hal ini, mata dan hati terarah pada perbuatan yang benar dan
adil. Lidah dipakai untuk mengucapkan hal yang jujur; mulut kita dipakai untuk
hal-hal yang bijaksana dan mendidik; serta telinga kita senantiasa peka mendengar
jeritan sesama yang membutuhkan pertolongan dan kasih kita. Dengan demikian,
tubuh dan segenap keberadaan kita dapat dipakai sesuai kehendak dan
rencana-Nya. [MFS]
No comments:
Post a Comment