Santapan
Harian
Tuhan yang
tak Tertandingi
Amsal 21:16-31
Orang yang menyimpang dari jalan akal budi akan
berhenti di tempat arwah-arwah berkumpul. 17 Orang yang suka
bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur
tidak akan menjadi kaya. 18 Orang fasik dipakai sebagai tebusan bagi
orang benar, dan pengkhianat sebagai ganti orang jujur. 19 Lebih
baik tinggal di padang
gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah. 20
Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang
bebal memboroskannya. 21 Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan
memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan. 22 Orang bijak dapat
memanjat kota
pahlawan-pahlawan, dan merobohkan benteng yang mereka percayai. 23
Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. 24
Orang yang kurang ajar dan sombong pencemooh namanya, ia berlaku dengan
keangkuhan yang tak terhingga. 25 Si pemalas dibunuh oleh
keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. 26 Keinginan bernafsu
sepanjang hari, tetapi orang benar memberi tanpa batas. 27 Korban
orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud
jahat. 28 Saksi bohong akan binasa, tetapi orang yang mendengarkan
akan tetap berbicara. 29 Orang fasik bermuka tebal, tetapi orang
jujur mengatur jalannya. 30 Tidak ada hikmat dan pengertian, dan
tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN. 31 Kuda
diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.
Kitab Amsal kental sekali dengan pengajaran
tentang kehidupan orang yang berhikmat dan yang tidak berhikmat, seperti halnya
yang terdapat pada bagian ini. Sekali lagi, pengamsal memberikan gambaran yang
mendetail tentang kehidupan orang yang tidak berhikmat. Contohnya, orang yang
tidak mau menerima pengajaran (16); orang yang suka berfoya-foya dan gila harta
(17); orang fasik dan pengkhianat (18, 27); orang yang suka bertengkar dan
pemarah (19); orang yang bebal (20); orang yang kurang ajar dan sombong (24);
orang yang malas (25).
Jika dilihat dari penampilan luar, orang yang
tidak berhikmat tampaknya berkuasa dan kuat. Tetapi, sekuat apapun kekuasaan
dan kekuatan yang dimiliki orang yang tidak berhikmat, sesungguhnya kemenangan
ada di tangan Tuhan (31). Sedangkan orang yang berhikmat dipaparkan oleh
pengamsal sebagai orang yang mengejar kebenaran dan kasih (21); orang yang
memelihara mulut dan lidahnya (23); orang yang suka memberi (26); orang yang
bersedia mendengarkan keluhan dan penderitaan orang lain (28); dan orang yang
jujur (29). Sedalam apapun hikmat yang dimiliki oleh seseorang, pengamsal
mengingatkan bahwa tidak ada hikmat dan pengertian yang dapat menandingi
kemahatahuan Tuhan (30).
Pengajaran amsal pada bagian ini sangat indah,
karena mengingatkan kita sekali lagi siapakah kita di hadapan Tuhan. Apapun
yang kita perbuat, Tuhan tahu. Sebesar apapun kekuatan kita, tetap tidak dapat
menandingi kemahakuasaan Tuhan. Sedalam apapun hikmat yang kita miliki, tidak
dapat menyaingi hikmat Tuhan. Semua itu disebabkan oleh status serta kedudukan
Tuhan sebagai Pencipta semesta alam, sedangkan kita hanyalah ciptaan-Nya yang
fana. Kiranya pemahaman ini mendorong kita untuk lebih mengagumi,
mengasihi-Nya, serta hidup seturut kehendak-Nya. [MFS]
No comments:
Post a Comment