Santapan
Harian
Kecongkakan
Mendahului Kehancuran
Amsal 16:17-33
Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur;
siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya. 18 Kecongkakan
mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. 19
Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi
rampasan dengan orang congkak. 20 Siapa memperhatikan firman akan
mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN. 21
Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat
meyakinkan. 22 Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang
mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya. 23
Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya
lebih dapat meyakinkan. 24 Perkataan yang menyenangkan adalah
seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. 25
Ada jalan yang
disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 26 Rasa lapar bekerja
untuk seorang pekerja, karena mulutnya memaksa dia. 27 Orang yang
tidak berguna menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api
yang menghanguskan. 28 Orang yang curang menimbulkan pertengkaran,
dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib. 29 Orang yang
menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang
tidak baik. 30 Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat;
siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan. 31 Rambut
putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran. 32
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya,
melebihi orang yang merebut kota .
33 Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari
pada TUHAN.
Seorang ahli sejarah yang bernama Arnold Toynbee
mengatakan, masyarakat akan mati oleh karena bunuh diri, bukan karena pembunuhan.
Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa bahaya terbesar kemanusiaan adalah
manusia itu sendiri. Alkitab menegaskan bahwa bahaya ini ada karena manusia
sudah jatuh dalam dosa (Rm 6:23, 3:23).
Amsal 16:17-33 memaparkan fakta kehidupan yang
layak dijadikan perenungan. Pengamsal menegaskan bahwa kebaikan dan kebahagiaan
akan datang atas mereka yang percaya kepada TUHAN (20). Selain itu, pengamsal
mengingatkan bahwa manusia bukanlah penentu hidup mereka sehingga manusia bisa
melakukan segala sesuatu dengan sewenang-wenang. Artinya, manusia tidak
memiliki kuasa apapun atas kehidupan mereka, "Undi dibuang di pangkuan,
tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN" (33). Karena itulah
kita perlu menjadi bijaksana dengan kehidupan dan memikirkan tentang TUHAN
dalam hidup yang sementara ini.
Kecongkakan manusia terjadi saat mereka
menganggap dirinya lebih penting daripada Allah. Ini satu kekejian di hadapan
Tuhan. Pengamsal mengingatkan bahwa ajaran tersebut seolah-olah terlihat lurus
dan benar, tetapi ujungnya membawa manusia kepada maut (15). Itulah hakekat dan
esensi dari dosa.
Jadi, apa yang kita bisa kita lakukan? Alkitab
mengajak kita untuk merenungi panggilan Kristus yang berkata: "Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11:28-30).
Dengan demikian, Arnold Toynbee pernah
menuliskan, "Cepat atau lambat, manusia akan tiba kepada saat untuk
mengambil keputusan: apakah dia akan menyembah kekuatannya sendiri atau tunduk
kepada kekuatan Allah." Bila saat itu datang kepada anda, pilihan seperti
apakah yang anda ambil? [IBS]
No comments:
Post a Comment