Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Friday, November 13, 2015

Pilihan Hidup

Santapan Harian

Pilihan Hidup


Amsal 17 : 1 - 12
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. 2 Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu. 3 Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 4 Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan. 5 Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman. 6 Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka. 7 Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta. 8 Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, ke mana juga ia memalingkan muka, ia beruntung. 9 Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib. 10 Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal. 11 Orang durhaka hanya mencari kejahatan, tetapi terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam. 12 Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya.


Setiap kita dihadapkan pada banyak pilihan untuk hidup seperti apa: Apakah hidup dengan baik di tengah keluarga? Ataukah hidup sebagai orang yang terus melakukan kejahatan? Atau memilih hidup menjadi orang yang bebal? Pada bagian Amsal kali ini, pengamsal menyoroti tiga area kehidupan tersebut, yaitu tentang keluarga (1, 2, 6), orang yang jahat (4, 5, 8, 9, 11) dan orang yang bebal (7, 10, 12).

Mengenai keluarga, pengamsal mengajarkan bahwa ketenteraman di dalam keluarga jauh lebih penting dibandingkan dengan kecukupan harta tetapi penuh dengan perbantahan (1). Selain itu, setiap anggota keluarga memiliki peranan dan kedudukan yang penting dalam menjaga nama baik keluarga (2-3). Tidak ada seorang pun yang lebih penting daripada yang lainnya.

Mengenai orang yang jahat, pengamsal memaparkan bahwa orang jahat akan lebih memperhatikan hal yang jahat (4, 11) dan cenderung melakukan segala cara untuk berbuat jahat dan curang (8), bahkan sahabat karib pun dapat tercerai (9). Pengamsal juga mengingatkan bahwa akan ada balasan bagi mereka yang berbuat jahat (5).

Mengenai orang bebal, pengamsal mengungkapkan bahwa orang yang bebal suka mengucapkan hal-hal yang buruk (7), sulit untuk ditegur (10), dan melakukan hal-hal yang bodoh (12). Namun di atas semua itu, pengamsal menegaskan bahwa pada akhirnya "...Tuhanlah yang menguji hati" (3). Artinya, segala perbuatan kita akan diuji dan dievaluasi oleh Tuhan sendiri. Akan tiba waktunya di mana kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita lakukan selama kita hidup, entah kita memilih hidup sebagai orang baik, orang jahat, atau orang bebal. Ketika waktu itu tiba, siapkah kita mempertanggungjawabkan segala perbuatan di hadapan-Nya? [MFS]

No comments:

Post a Comment