Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Thursday, November 19, 2015

Mendidik di dalam Tuhan

Santapan Harian
Mendidik di dalam Tuhan
Amsal 19:18-29
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya. 19 Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya. 20 Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. 21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. 22 Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. 23 Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka. 24 Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut. 25 Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf. 26 Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya, memburukkan dan memalukan diri. 27 Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan. 28 Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta. 29 Hukuman bagi si pencemooh tersedia dan pukulan bagi punggung orang bebal.

Kita tentu menyadari pentingnya mendidik anak sejak dini. Bukan hanya pendidikan secara pengetahuan, melainkan juga secara karakter dan kerohanian. Pendidikan pengetahuan, karakter, dan kerohanian merupakan tiga elemen penting untuk diajarkan secara seimbang kepada anak-anak. Keseimbangan pendidikan seperti itu juga terlihat di dalam amsal ini.

Pengamsal mengajarkan tujuan dari mendidik anak, yaitu agar dalam menjalani hidup, sang anak menjadi bijak (20), tidak hidup mempermalukan diri (26), dan tidak hidup menyimpang (27). Demi mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan, dalam mendidik di mana pengamsal menyoroti perilaku orang-orang di sekitar: Jangan menjadi pembohong (22), pemarah (19), pemalas (24), dan pencemooh (25, 28, 29).Memiliki beragam sikap tersebut sangatlah penting, agar anak dapat menjalani hidup dengan bijak, tidak mempermalukan dirinya sendiri, dan tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Lalu, apa yang perlu dilakukan agar sang anak tidak menjadi pembohong, pemarah, pemalas, dan pencemooh? Pengamsal mengajarkan agar anak yang dididik memperhatikan didikan (20), hidup mengandalkan Tuhan (21), berlaku setia (22), dan hidup takut akan Allah (23). Meski kebenaran ini soal mendidik anak, sesungguhnya kebenaran ini berlaku bagi setiap kita.


Hai para orangtua, perhatikanlah firman Tuhan ini! Didiklah anak-anakmu sungguh-sungguh sesuai kebenaran firman Tuhan agar hidupnya benar, tidak mempermalukan, dan tidak menyimpang. Hai anak-anak muda, perhatikanlah firman Tuhan ini! Jangan jauhkan didikan dari hidupmu. Takutlah akan Tuhan, agar hidupmu menjadi bermakna, tidak berlalu dengan sia-sia! [MFS]

No comments:

Post a Comment