Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Tuesday, November 17, 2015

Hidup Berakal Budi dan Berbelas Kasihan

Santapan Harian
Hidup Berakal Budi dan Berbelas Kasihan
Amsal 19:1-17
Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal. 2 Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. 3 Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN. 4 Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. 5 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar. 6 Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi. 7 Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi. 8 Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan. 9 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa. 10 Kemewahan tidak layak bagi orang bebal, apalagi bagi seorang budak memerintah pembesar. 11 Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran. 12 Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput. 13 Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik. 14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN. 15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. 16 Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati. 17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

Pelajaran berharga dari pengamsal kali ini adalah pelajaran tentang hidup yang berakal budi (1, 2-5, 8, 10-11, 13-15, 16) dan berbelas kasihan (4, 6-7, 12, 17). Ya, dua cara hidup ini sangat penting untuk dipelajari dan dilakukan di dalam keseharian kita sebagai umat Allah. Menurut pengamsal, menjalani hidup yang berakal budi berarti memegang perintah firman Tuhan (8, 6), berkelakuan bersih (1), panjang sabar dan mengampuni (11), tidak tergesa-gesa (2), tidak bodoh (3), tidak berbohong atau berdusta (5, 9), tidak bebal (10, 13), dan tidak malas (15). Menjalani hidup yang seperti ini bukannya tanpa hasil. Pengamsal menegaskan bahwa ada hasil yang didapat dari hidup yang berakal budi, yaitu orang itu sesungguhnya sedang memelihara nyawa (16) dan mengasihi diri (8a), dan ia akan mendapat kebahagiaan (8b).

Selanjutnya, mengenai hidup yang berbelas kasihan. Menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti hidup dengan memperhatikan orang miskin dan lemah (4, 7, 17), dermawan (6), dan berbuat baik (12). Dengan kata lain, menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti mewujudkan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan dan kebaikan.

Mengapa pengamsal mendorong umat Allah untuk menjalani dua cara hidup ini? Agar kehidupan umat Allah mencerminkan karakter Allah itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui, Allah kita adalah Allah yang benar dan penuh kasih. Dengan menjalani kedua gaya hidup seperti itu, hidup yang berakal budi dan berbelas kasihan, sesungguhnya kita sedang menjalani hidup yang mencerminkan kebenaran dan kasih Allah bagi orang-orang di sekitar kita. Sekali lagi, perhatikanlah bagaimana kita hidup. Sudahkah hidup anda berakal budi dan berbelas kasihan? [MFS]

No comments:

Post a Comment