Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Friday, December 4, 2015

Allah, Kota Benteng Kita

Santapan Harian
Allah, Kota Benteng Kita
Mazmur 46
Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian. (46-2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. 46:2 (46-3) Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;  46:3 (46-4) sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela  46:4 (46-5) Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. 46:5 (46-6) Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. 46:6. (46-7) Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. 46:7 (46-8) TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela 46:8 (46-9) Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, 46:9 (46-10) yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api! 46:10 (46-11) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" 46:11 (46-12) TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela

Ada banyak hal yang menakutkan yang kita hadapi di dalam hidup ini. Persoalan bencana alam, sakit penyakit, pengkhianatan, kemiskinan, kejahatan, kebangkrutan, kecurangan, peperangan, dan berbagai pergumulan lain. Ketika kita dihadapkan pada semua persoalan itu, siapakah yang akan menjadi pegangan dan sandaran kita?

Pemazmur mengingatkan bahwa kita punya Allah yang adalah kota benteng kita. Perhatikan bagaimana pemazmur sangat menegaskan hal ini dengan menyebutkannya sebanyak dua kali, yaitu di ayat 8 dan 12. Sebagai kota benteng, Allah adalah "tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti" (2). Ayat ini juga menjadi ayat yang menguatkan Martin Luther ketika ia sedang berada di dalam masa-masa sukar akibat ke-95 dalil yang ia pakukan di pintu gereja Wittenberg. Melalui ayat ini, Luther diteguhkan bahwa apapun kesukaran yang ia hadapi, ada Allah yang menjadi tempat perlindungan dan benteng baginya.


Allah adalah kota benteng kita yang teguh. Oleh karena itu, pemazmur mendorong kita agar di tengah kesukaran yang dialami, kita memandang pekerjaan Tuhan (9) dan berdiam diri di hadapan-Nya (11). Frase "pandanglah pekerjaan Tuhan" (9) mengacu pada tindakan mengingat apa yang telah Tuhan kerjakan di dalam hidup kita dan di bumi ini. Ingat dan lihatlah sekelilingmu! Perhatikan betapa Allah punya kuasa untuk mengatur segala sesuatu demi kebaikan kita. Kemudian, frase "Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah" (11) menegaskan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, hendaknya kita berdiam diri dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri, sebaiknya mengandalkan Tuhan. Sekalipun bencana alam menimpa, didera sakit penyakit, kemiskinan, pengkhianatan, atau persoalan hidup apapun yang membuat kita takut dan gentar, maka pandanglah kepada Tuhan. Andalkanlah Dia senantiasa karena Dialah kota benteng kita yang teguh. [MFS]

No comments:

Post a Comment