Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Tuesday, November 3, 2015

Ia sekarang berdoa. [Kisah Para Rasul 9:11]

Renungan Pagi
Selasa, 3 November 2015

Ia sekarang berdoa. [Kisah Para Rasul 9:11]

Doa langsung diperhatikan di surga. Saat Saulus mulai berdoa, Tuhan mendengarnya. Inilah penghiburan bagi jiwa yang tertekan namun terus berdoa. Sering kali seorang yang malang dan patah hatinya menekuk lutut, tapi hanya bisa mengungkapkan ratapannya dalam bahasa desahan dan air mata; sekalipun demikian erangan itu telah membuat semua kecapi di surga melantunkan musik; air mata itu sudah ditangkap Allah dan disimpan dalam kirbat surgawi. "Air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu," [Mazmur 56:9] menyiratkan bahwa air mata itu ditangkap begitu ia tercurah. Si pemohon, yang ketakutannya menghalangi ucapannya, akan dipahami dengan baik oleh Yang Mahatinggi. Dia mungkin melihat ke atas dengan mata yang basah; namun "doa adalah air mata yang jatuh." [1] Air mata adalah permata surga, desahan adalah bagian dari musik istana TUHAN, dan jumlahnya dihitung dengan "alunan teragung yang menjangkau Sang Mulia Yang Mahatinggi." [2] Jangan pikir doamu, betapa lemah atau gemetaran, akan diabaikan. Tangga Yakub itu luhur, tapi doa kita akan bersandar pada Malaikat perjanjian dan naik putaran tangga yang gemerlapan. Allah kita tidak hanya mendengar doa tapi juga suka mendengar doa. "Teriak orang yang tertindas tidaklah dilupakan-Nya." [Mazmur 9:13] Benar, Dia tidak mengindahkan penampilan yang agung dan kata-kata yang angkuh; Dia tidak memedulikan kebesaran dan kemegahan raja-raja; Dia tidak mendengarkan sembulan musik perang; Dia tidak memperhatikan kemenangan dan kesombongan manusia; namun di mana pun ada hati yang besar kesedihannya, atau bibir yang gemetar penuh penderitaan, atau rintihan yang dalam, atau desahan penyesalan, hati TUHAN terbuka; Dia mencatatnya dalam ingatan-Nya; Dia menaruh doa kita, seperti daun mawar di antara halaman-halaman buku kenangan-Nya, dan ketika akhirnya jilid itu dibuka, dari dalamnya bermunculan keharuman yang berharga.

    "Iman tidak meminta tanda dari langit,
    Untuk menunjukkan naiknya doa-doa yang diterima,
    Imam kita berada di tempat kudus-Nya,
    Dan menjawab dari takhta kemurahan."

____________________
[1] Prayer is the soul's sincere desire. James Mont­gom­e­ry, 1818. Lirik lagu: Prayer is the burden of a sigh, The falling of a tear.
[2] Ibid. Lirik lagu: Prayer the sublimest strains that reach the Majesty on high.
Renungan Pagi (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.
Kirim perbaikan



Behold, he prayeth. — Acts 9:11

Prayers are instantly noticed in heaven. The moment Saul began to pray the Lord heard him. Here is comfort for the distressed but praying soul. Oftentimes a poor broken-hearted one bends his knee, but can only utter his wailing in the language of sighs and tears; yet that groan has made all the harps of heaven thrill with music; that tear has been caught by God and treasured in the lachrymatory of heaven. “Thou puttest my tears into thy bottle,” implies that they are caught as they flow. The suppliant, whose fears prevent his words, will be well understood by the Most High. He may only look up with misty eye; but “prayer is the falling of a tear.” Tears are the diamonds of heaven; sighs are a part of the music of Jehovah’s court, and are numbered with “the sublimest strains that reach the majesty on high.” Think not that your prayer, however weak or trembling, will be unregarded. Jacob’s ladder is lofty, but our prayers shall lean upon the Angel of the covenant and so climb its starry rounds. Our God not only hears prayer but also loves to hear it. “He forgetteth not the cry of the humble.” True, He regards not high looks and lofty words; He cares not for the pomp and pageantry of kings; He listens not to the swell of martial music; He regards not the triumph and pride of man; but wherever there is a heart big with sorrow, or a lip quivering with agony, or a deep groan, or a penitential sigh, the heart of Jehovah is open; He marks it down in the registry of His memory; He puts our prayers, like rose leaves, between the pages of His book of remembrance, and when the volume is opened at last, there shall be a precious fragrance springing up therefrom.

“Faith asks no signal from the skies,
To show that prayers accepted rise,
Our Priest is in His holy place,

And answers from the throne of grace.”

No comments:

Post a Comment