Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Thursday, November 26, 2015

The Sony a7R II: Radically Advanced

Peugeot 108 | The city car at its best

Zootopia Official Sloth Trailer #1 (2016) - Disney Animated Movie HD

Norm of the North Official Trailer #2 (2016) - Heather Graham, Bill Nigh...

Panduan Praktis dalam Kehidupan

Santapan Harian

Panduan Praktis dalam Kehidupan
Amsal 20:16-30
Ambillah pakaian orang yang menanggung orang lain, dan tahanlah dia sebagai sandera ganti orang asing. 17 Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil. 18 Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat. 19 Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut. 20 Siapa mengutuki ayah atau ibunya, pelitanya akan padam pada waktu gelap. 21 Milik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati. 22 Janganlah engkau berkata: "Aku akan membalas kejahatan," nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau. 23 Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca serong itu tidak baik. 24 Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya? 25 Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar. 26 Raja yang bijak dapat mengenal orang-orang fasik, dan menggilas mereka berulang-ulang. 27 Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya. 28 Kasih dan setia melindungi raja, dan dengan kasih ia menopang takhtanya. 29 Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban. 30 Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati.

Sebagai umat Allah, penting sekali bagi kita memperhatikan bagaimana menjalani kehidupan yang benar di hadapan-Nya. Kesekian kalinya pengamsal mengajarkan banyak nilai kehidupan yang praktis untuk diterapkan dalam keseharian kita sebagai umat Allah.

Pada bagian ini, pengamsal menyoroti dua bagian besar, yaitu mengenai perbuatan dan perkataan. Secara khusus pengamsal menyoroti mengenai perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh umat Allah, misalnya: perbuatan yang menipu (17), perbuatan yang ingin mendapatkan sesuatu dengan cepat tetapi tidak benar (21), perbuatan curang (23). Selain perbuatan jahat, pengamsal juga menyoroti mengenai perkataan yang tidak benar, seperti: perkataan yang membocorkan rahasia (19), mengutuki orangtua (20), mengutuki orang lain (22), bersumpah tanpa pertimbangan (25).

Mengapa semua perkataan dan perbuatan tersebut tidak boleh kita lakukan? Karena semuanya itu akan mencelakakan hidup kita, menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitar, dan tidak memuliakan Allah. Jika demikian, apa yang perlu diperbuat agar kita menjalani hidup dengan benar? Pengamsal memberikan beberapa langkah praktis yang dapat kita terapkan dalam hidup sehari-hari, antara lain: Pertama, jika berjanji untuk menanggung orang lain, maka kita harus komitmen untuk bertanggungjawab (16). Kedua, apabila menjadi pemimpin, kita haruslah bijak (26) dan penuh kasih (28). Ketiga, dalam membuat rencana, pertimbangkan segala sesuatu dengan baik (18). Keempat, dalam menjalani hidup, andalkanlah Tuhan (24).


Marilah belajar menerapkan kebenaran firman ini dalam kehidupan kita. Buatlah perencanaan dan komitmen di hadapan Tuhan untuk diterapkan dalam keluarga, pergaulan, pekerjaan, dan pelayanan, sehingga kehidupan kita selangkah demi selangkah dapat menjadi berkat bagi sesama serta memuliakan Tuhan. [MFS]

Kecongkakan Mendahului Kehancuran

Santapan Harian
Kecongkakan Mendahului Kehancuran
Amsal 16:17-33
Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur; siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya. 18 Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. 19 Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak. 20 Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN. 21 Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan. 22 Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya. 23 Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan. 24 Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. 25 Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 26 Rasa lapar bekerja untuk seorang pekerja, karena mulutnya memaksa dia. 27 Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan. 28 Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib. 29 Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik. 30 Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat; siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan. 31 Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran. 32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 33 Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.

Seorang ahli sejarah yang bernama Arnold Toynbee mengatakan, masyarakat akan mati oleh karena bunuh diri, bukan karena pembunuhan. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa bahaya terbesar kemanusiaan adalah manusia itu sendiri. Alkitab menegaskan bahwa bahaya ini ada karena manusia sudah jatuh dalam dosa (Rm 6:23, 3:23).

Amsal 16:17-33 memaparkan fakta kehidupan yang layak dijadikan perenungan. Pengamsal menegaskan bahwa kebaikan dan kebahagiaan akan datang atas mereka yang percaya kepada TUHAN (20). Selain itu, pengamsal mengingatkan bahwa manusia bukanlah penentu hidup mereka sehingga manusia bisa melakukan segala sesuatu dengan sewenang-wenang. Artinya, manusia tidak memiliki kuasa apapun atas kehidupan mereka, "Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN" (33). Karena itulah kita perlu menjadi bijaksana dengan kehidupan dan memikirkan tentang TUHAN dalam hidup yang sementara ini.

Kecongkakan manusia terjadi saat mereka menganggap dirinya lebih penting daripada Allah. Ini satu kekejian di hadapan Tuhan. Pengamsal mengingatkan bahwa ajaran tersebut seolah-olah terlihat lurus dan benar, tetapi ujungnya membawa manusia kepada maut (15). Itulah hakekat dan esensi dari dosa.

Jadi, apa yang kita bisa kita lakukan? Alkitab mengajak kita untuk merenungi panggilan Kristus yang berkata: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11:28-30).


Dengan demikian, Arnold Toynbee pernah menuliskan, "Cepat atau lambat, manusia akan tiba kepada saat untuk mengambil keputusan: apakah dia akan menyembah kekuatannya sendiri atau tunduk kepada kekuatan Allah." Bila saat itu datang kepada anda, pilihan seperti apakah yang anda ambil? [IBS]

Arah Langkah Manusia

Santapan Harian
Arah Langkah Manusia
Amsal 16:1-16
Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. 2 Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3 Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. 4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka. 5 Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman. 6 Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. 7 Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia. 8 Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. 9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. 10 Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili mulutnya tidak berbuat salah. 11 Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya. 12 Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran. 13 Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya. 14 Kegeraman raja adalah bentara maut, tetapi orang bijak memadamkannya. 15 Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi. 16 Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.

Ketika kita membaca hidup tokoh Alkitab bernama Henokh, kita mungkin bertanya-tanya, "Apa yang terjadi dengannya?" Catatan Alkitab hanya menuliskan, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah" (Kej 5:24).

Pengamsal memberikan nasihat abadi kepada para pembacanya bahwa "memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak" (16). Pertanyaannya: bagaimana kita dapat memperolehnya? Dalam Amsal 16:1-4, penulis Amsal menegaskan bahwa jawaban dari segala kehidupan dan pergumulannya adalah Tuhan Allah, bukan manusia. Manusia memiliki hikmat dan pertimbangan, tetapi Allah yang menjadikan segala hal. Allah yang penuh kasih dan kemurahan memberikan undangan kepada manusia untuk bersekutu dengan-Nya (7). Karena itu amatlah penting bagi kita untuk mengenali nilai-nilai kebenaran dan mempraktekkannya (8-15). Sikap demikian hanya bisa diperoleh ketika kita belajar untuk menyerahkan segala rencana kita kepada Tuhan (5). Allah adalah TUHAN yang menciptakan segala sesuatu di dunia dengan arah dan tujuan masing-masing (4), dan Dia juga sanggup melihat dan menguji isi hati manusia (2, 5). Takut akan TUHAN haruslah menjadi sikap hidup yang mendasari semua perbuatan dan penilaian kita (6).


Dalam suratnya, rasul Petrus menuliskan, "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Ptr 5:6-7). Nasihat senada juga diajarkan oleh Paulus, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1Tes 5:16-18). Jelas terlihat bahwa Allah menghendaki agar terang kebenaran Kristus ada di dalam kita dan Ia menghendaki kita menggapainya. Sebab itu jangan berhenti berharap dan berserah kepada Kristus. [IBS]

[Official Video] Joy To The World – Pentatonix

Wednesday, November 25, 2015

Hyundai ile test sürüşü yapın, fark yaratın.

Xperia Z5 Premium – Unboxing and getting started with the world’s first ...

Barbershop: The Next Cut Official Trailer #1 (2016) - Ice Cube, Nicki Mi...

The Sony a6000: Ultra-Fast

The Sony a6000: Small and Light

Nissan Presents Black Friday 360 Experience

Shakedown Hawaii - Announcement Trailer | PS4, PS Vita

Creed Ultimate Rocky Legacy Trailer (2015) HD

Toshiba How-To: Replacing the hard drive on your desktop PC with a new T...

OptiPlex 7040 Micro PC with Intel® Unite™

Captain America: Civil War Official Trailer #1 (2016) - Chris Evans, Sca...

Thursday, November 19, 2015

Mendidik di dalam Tuhan

Santapan Harian
Mendidik di dalam Tuhan
Amsal 19:18-29
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya. 19 Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya. 20 Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. 21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. 22 Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. 23 Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka. 24 Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut. 25 Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf. 26 Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya, memburukkan dan memalukan diri. 27 Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan. 28 Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta. 29 Hukuman bagi si pencemooh tersedia dan pukulan bagi punggung orang bebal.

Kita tentu menyadari pentingnya mendidik anak sejak dini. Bukan hanya pendidikan secara pengetahuan, melainkan juga secara karakter dan kerohanian. Pendidikan pengetahuan, karakter, dan kerohanian merupakan tiga elemen penting untuk diajarkan secara seimbang kepada anak-anak. Keseimbangan pendidikan seperti itu juga terlihat di dalam amsal ini.

Pengamsal mengajarkan tujuan dari mendidik anak, yaitu agar dalam menjalani hidup, sang anak menjadi bijak (20), tidak hidup mempermalukan diri (26), dan tidak hidup menyimpang (27). Demi mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan, dalam mendidik di mana pengamsal menyoroti perilaku orang-orang di sekitar: Jangan menjadi pembohong (22), pemarah (19), pemalas (24), dan pencemooh (25, 28, 29).Memiliki beragam sikap tersebut sangatlah penting, agar anak dapat menjalani hidup dengan bijak, tidak mempermalukan dirinya sendiri, dan tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Lalu, apa yang perlu dilakukan agar sang anak tidak menjadi pembohong, pemarah, pemalas, dan pencemooh? Pengamsal mengajarkan agar anak yang dididik memperhatikan didikan (20), hidup mengandalkan Tuhan (21), berlaku setia (22), dan hidup takut akan Allah (23). Meski kebenaran ini soal mendidik anak, sesungguhnya kebenaran ini berlaku bagi setiap kita.


Hai para orangtua, perhatikanlah firman Tuhan ini! Didiklah anak-anakmu sungguh-sungguh sesuai kebenaran firman Tuhan agar hidupnya benar, tidak mempermalukan, dan tidak menyimpang. Hai anak-anak muda, perhatikanlah firman Tuhan ini! Jangan jauhkan didikan dari hidupmu. Takutlah akan Tuhan, agar hidupmu menjadi bermakna, tidak berlalu dengan sia-sia! [MFS]

Yang Tidak Benar dan yang Benar

Santapan Harian
Yang Tidak Benar dan yang Benar
Amsal 20:1-15
Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya. 2 Kegentaran yang datang dari raja adalah seperti raung singa muda, siapa membangkitkan marahnya membahayakan dirinya. 3 Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak. 4 Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa. 5 Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya. 6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya? 7 Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya. 8 Raja yang bersemayam di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan matanya. 9 Siapakah dapat berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?" 10 Dua macam batu timbangan, dua macam takaran, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN. 11 Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. 12 Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN. 13 Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang. 14. "Tidak baik! Tidak baik!", kata si pembeli, tetapi begitu ia pergi, ia memuji dirinya. 15 Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.

Dalam konteks zaman yang serba pragmatis, relatif, dan konsumtif, batasan antara yang benar dan salah; baik dan yang tidak baik sudah menjadi semakin buram. Tanpa disadari, banyak orang sudah terpengaruh semangat zaman ini di mana apa yang benar dan salah menjadi relatif. Seolah-olah segala sesuatu diarahkan bergantung kepada kepercayaan dan pandangan masing-masing orang.

Tidak demikian halnya pandangan pengamsal mengenai apa yang benar dan yang tidak benar. Pengamsal dengan tegas mengajarkan hal ini kepada umat Allah. Menurut pengamsal, beberapa profil kepribadian yang tidak benar di dalam hidup ini, antara lain: peminum (1), orang yang suka membangkitkan amarah orang lain (2), orang bodoh yang pemarah (3), pemalas (4, 13), dan orang yang berlaku curang (10, 14). Orang-orang seperti demikian hidupnya hanya akan menyusahkan orang lain dan mencelakakan dirinya sendiri.

Jika demikian, lalu menurut pengamsal, perilaku yang bagaimanakah yang benar dan yang seharusnya dilakukan umat Allah di dalam hidupnya? Yaitu, menjauhi perbantahan (3), merancang hidupnya dengan baik (5), hidup dengan setia (6), berlaku bersih dan jujur (11), serta bijaksana dalam perkataan (15). Semua perilaku seperti ini akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Terlebih lagi, sikap hidup seperti itu akan mencerminkan karakter Allah melalui hidup kita.


Mari jalani hidup ini dengan benar di hadapan Tuhan. Belajarlah dari firman Tuhan hari ini, yakni: jauhilah perbantahan dan pertengkaran yang tidak perlu, rencanakanlah hidupmu dengan baik, hiduplah dengan bersih dan jujur di hadapan Tuhan, bijaksanalah dalam perkataan dan perbuatan, hiduplah setia dengan pasanganmu, keluargamu, dan terlebih lagi kepada Tuhan. Semua itu agar kehidupan kita menjadi cerminkan kemuliaan Tuhan. [MFS]

Tuesday, November 17, 2015

Hidup Berakal Budi dan Berbelas Kasihan

Santapan Harian
Hidup Berakal Budi dan Berbelas Kasihan
Amsal 19:1-17
Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal. 2 Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. 3 Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN. 4 Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. 5 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar. 6 Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi. 7 Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi. 8 Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan. 9 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa. 10 Kemewahan tidak layak bagi orang bebal, apalagi bagi seorang budak memerintah pembesar. 11 Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran. 12 Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput. 13 Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik. 14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN. 15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. 16 Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati. 17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

Pelajaran berharga dari pengamsal kali ini adalah pelajaran tentang hidup yang berakal budi (1, 2-5, 8, 10-11, 13-15, 16) dan berbelas kasihan (4, 6-7, 12, 17). Ya, dua cara hidup ini sangat penting untuk dipelajari dan dilakukan di dalam keseharian kita sebagai umat Allah. Menurut pengamsal, menjalani hidup yang berakal budi berarti memegang perintah firman Tuhan (8, 6), berkelakuan bersih (1), panjang sabar dan mengampuni (11), tidak tergesa-gesa (2), tidak bodoh (3), tidak berbohong atau berdusta (5, 9), tidak bebal (10, 13), dan tidak malas (15). Menjalani hidup yang seperti ini bukannya tanpa hasil. Pengamsal menegaskan bahwa ada hasil yang didapat dari hidup yang berakal budi, yaitu orang itu sesungguhnya sedang memelihara nyawa (16) dan mengasihi diri (8a), dan ia akan mendapat kebahagiaan (8b).

Selanjutnya, mengenai hidup yang berbelas kasihan. Menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti hidup dengan memperhatikan orang miskin dan lemah (4, 7, 17), dermawan (6), dan berbuat baik (12). Dengan kata lain, menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti mewujudkan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan dan kebaikan.

Mengapa pengamsal mendorong umat Allah untuk menjalani dua cara hidup ini? Agar kehidupan umat Allah mencerminkan karakter Allah itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui, Allah kita adalah Allah yang benar dan penuh kasih. Dengan menjalani kedua gaya hidup seperti itu, hidup yang berakal budi dan berbelas kasihan, sesungguhnya kita sedang menjalani hidup yang mencerminkan kebenaran dan kasih Allah bagi orang-orang di sekitar kita. Sekali lagi, perhatikanlah bagaimana kita hidup. Sudahkah hidup anda berakal budi dan berbelas kasihan? [MFS]

Ferari 488 GTB

http://488gtb.ferrari.com/en/home/video

Monday, November 16, 2015

Tuhan, Menara yang Kuat

Santapan Harian

Tuhan, Menara yang Kuat

Amsal 18:1-24
Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan. 2 Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. 3 Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh. 4 Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir. 5 Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan. 6 Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan. 7 Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya. 8 Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati. 9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak. 10 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat. 11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya. 12 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. 13 Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya. 14 Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah? 15 Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan. 16 Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar. 17 Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya. 18 Undian mengakhiri pertengkaran, dan menyelesaikan persoalan antara orang-orang berkuasa. 19 Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri. 20 Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya. 21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. 22 Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN. 23 Orang miskin berbicara dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menjawab dengan kasar. 24 Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.

Keunikkan kitab Amsal adalah kitab ini mengajarkan banyak sekali nilai-nilai praktis kehidupan, sehingga kita dapat belajar banyak mengenai bagaimana menjalani hidup sebagai orang benar. Dalam amsal kali ini, pengamsal mengajarkan seputar perilaku dan perkataan manusia sehari-hari. Mengenai perilaku, penyendiri akan meledak dalam amarahnya (1), pemalas akan merusak (9), orang yang tidak bersemangat tidak tahan menderita (14), orang yang berpihak pada orang fasik bukanlah orang yang baik (5), orang kaya mengandalkan hartanya, penyuap yang mengandalkan pemberiannya (16). Pelbagai perilaku ini disoroti oleh pengamsal karena semua itu terjadi dalam keseharian kita dan agar kita belajar daripadanya.

Hal kedua yang disoroti oleh pengamsal adalah mengenai perkataan orang yang dapat menimbulkan penghinaan (3, 13, 23), pengkhianatan (8, 18), pertikaian (17, 18), pengaruh yang kuat (4, 20, 21). Secara khusus, perkataan dari orang bebal hanya membeberkan isi hatinya (2), menimbulkan perkelahian (6), dan menjerat hidupnya (7).


Jika demikian, lalu apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini? Pengamsal menyebutkan beberapa hal, yaitu hidup rendah hati (12) berpengertian (15), mendapat isteri (22), dan sahabat (24). Namun yang terpenting di atas semua itu adalah hidup bersandar pada Tuhan. Menarik sekali, pengamsal menggambarkan Tuhan sebagai menara yang kuat. Ya, ketika hidup kita dipenuhi hal-hal yang menakutkan atau pun kita mengalami banyak persoalan dan kesulitan, berlarilah kepada Tuhan karena Ia mampu melindungi hidup kita dengan kekuatan kuasa-Nya. Dalam Dia ada keselamatan dan perlindungan, karena Allah adalah menara yang kuat bagi setiap orang yang berlindung kepada-Nya. [MFS]

7 Amazingly Unusual Bluetooth Speakers

2016 HR-V: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

2016 HR-V: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

Bluetooth OBD II Tutorial [Super Mini ELM327]

2016 Fit: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

2016 Pilot: How to Set Up Bluetooth® HandsFreeLink®

Friday, November 13, 2015

Meet the Dell Active Pen (2015) - Product Walkthrough Video

Pilihan Hidup

Santapan Harian

Pilihan Hidup


Amsal 17 : 1 - 12
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. 2 Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu. 3 Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 4 Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan. 5 Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman. 6 Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka. 7 Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta. 8 Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, ke mana juga ia memalingkan muka, ia beruntung. 9 Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib. 10 Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal. 11 Orang durhaka hanya mencari kejahatan, tetapi terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam. 12 Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya.


Setiap kita dihadapkan pada banyak pilihan untuk hidup seperti apa: Apakah hidup dengan baik di tengah keluarga? Ataukah hidup sebagai orang yang terus melakukan kejahatan? Atau memilih hidup menjadi orang yang bebal? Pada bagian Amsal kali ini, pengamsal menyoroti tiga area kehidupan tersebut, yaitu tentang keluarga (1, 2, 6), orang yang jahat (4, 5, 8, 9, 11) dan orang yang bebal (7, 10, 12).

Mengenai keluarga, pengamsal mengajarkan bahwa ketenteraman di dalam keluarga jauh lebih penting dibandingkan dengan kecukupan harta tetapi penuh dengan perbantahan (1). Selain itu, setiap anggota keluarga memiliki peranan dan kedudukan yang penting dalam menjaga nama baik keluarga (2-3). Tidak ada seorang pun yang lebih penting daripada yang lainnya.

Mengenai orang yang jahat, pengamsal memaparkan bahwa orang jahat akan lebih memperhatikan hal yang jahat (4, 11) dan cenderung melakukan segala cara untuk berbuat jahat dan curang (8), bahkan sahabat karib pun dapat tercerai (9). Pengamsal juga mengingatkan bahwa akan ada balasan bagi mereka yang berbuat jahat (5).

Mengenai orang bebal, pengamsal mengungkapkan bahwa orang yang bebal suka mengucapkan hal-hal yang buruk (7), sulit untuk ditegur (10), dan melakukan hal-hal yang bodoh (12). Namun di atas semua itu, pengamsal menegaskan bahwa pada akhirnya "...Tuhanlah yang menguji hati" (3). Artinya, segala perbuatan kita akan diuji dan dievaluasi oleh Tuhan sendiri. Akan tiba waktunya di mana kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita lakukan selama kita hidup, entah kita memilih hidup sebagai orang baik, orang jahat, atau orang bebal. Ketika waktu itu tiba, siapkah kita mempertanggungjawabkan segala perbuatan di hadapan-Nya? [MFS]

Wednesday, November 11, 2015

Lotus Evora 400 – From Road To Track, It’s Superior

Ride Along 2 Official Trailer #2 (2016) - Kevin Hart, Ice Cube Comedy HD

Finding Dory Official Trailer #1 (2016) - Ellen DeGeneres, Idris Elba An...

A test drive that turned into 26 years of fun.

TAG Heuer | The TAG Heuer Connected launch in New York City

Arah Langkah Manusia

Santapan Harian

Arah Langkah Manusia

Amsal 16:1-16
Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. 2 Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3 Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. 4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka. 5 Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman. 6 Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. 7 Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia. 8 Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. 9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. 10 Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili mulutnya tidak berbuat salah. 11 Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya. 12 Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran. 13 Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya. 14 Kegeraman raja adalah bentara maut, tetapi orang bijak memadamkannya. 15 Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi. 16 Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.

Ketika kita membaca hidup tokoh Alkitab bernama Henokh, kita mungkin bertanya-tanya, "Apa yang terjadi dengannya?" Catatan Alkitab hanya menuliskan, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah" (Kej 5:24).

Pengamsal memberikan nasihat abadi kepada para pembacanya bahwa "memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak" (16). Pertanyaannya: bagaimana kita dapat memperolehnya? Dalam Amsal 16:1-4, penulis Amsal menegaskan bahwa jawaban dari segala kehidupan dan pergumulannya adalah Tuhan Allah, bukan manusia. Manusia memiliki hikmat dan pertimbangan, tetapi Allah yang menjadikan segala hal. Allah yang penuh kasih dan kemurahan memberikan undangan kepada manusia untuk bersekutu dengan-Nya (7). Karena itu amatlah penting bagi kita untuk mengenali nilai-nilai kebenaran dan mempraktekkannya (8-15). Sikap demikian hanya bisa diperoleh ketika kita belajar untuk menyerahkan segala rencana kita kepada Tuhan (5). Allah adalah TUHAN yang menciptakan segala sesuatu di dunia dengan arah dan tujuan masing-masing (4), dan Dia juga sanggup melihat dan menguji isi hati manusia (2, 5). Takut akan TUHAN haruslah menjadi sikap hidup yang mendasari semua perbuatan dan penilaian kita (6).

Dalam suratnya, rasul Petrus menuliskan, "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Ptr 5:6-7). Nasihat senada juga diajarkan oleh Paulus, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1Tes 5:16-18). Jelas terlihat bahwa Allah menghendaki agar terang kebenaran Kristus ada di dalam kita dan Ia menghendaki kita menggapainya. Sebab itu jangan berhenti berharap dan berserah kepada Kristus. [IBS]

Audi A7 Sportback h-tron quattro | Refuel Process

Audi Technology - 48 Volt Electrical System With Electro Mechanical Acti...

Mercedes Benz C63 S Coupe | LOVELY EXHAUST Sound

Audi e-tron quattro concept | Animation with AWC

Audi Technology - 48 Volt Electrical System With Electrically Driven Com...

PlayStation Music Talks With Logic About Gaming

ALEKHINE'S GUN - :90 Official Game Trailer | PS4

Jaguar C-X75 | BURNOUT and POWERSLIDES by Felipe Massa

NEW Porsche 911 Carrera S (Miami Blue) | WALKAROUND Design Sport

Range Rover Evoque Convertible | THE DESIGN

Range Rover Evoque Convertible | HOW IT'S MADE? | Technical VIDEO

Range Rover Evoque Convertible | PRODUCT VIDEO

Miss France by Peugeot Sport

Tuesday, November 10, 2015

Sepiring Sayur dengan Kasih

Santapan Harian

Sepiring Sayur dengan Kasih

Amsal 15:16-33
16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. 17Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian. 18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. 19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata. 20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya. 21 Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus. 22. Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. 23 Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! 24 Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah. 25. Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap. 26 Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci. 27 Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup. 28 Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat. 29 TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya. 30 Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang. 31 Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. 32 Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi. 33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.


Pernahkah kita disakiti oleh sebuah gosip yang membuat nama baik kita tercemar? Apalagi yang menyebar gosip tersebut adalah teman sendiri. Apakah kita merasa marah dan kecewa?

Baik perasaan marah maupun kecewa merupakan salah satu bentuk pengalaman buruk yang dialami oleh manusia. Itu sebabnya kita perlu mencari hal-hal penting dalam hidup ini. Pengamsal memberikan nasihat yang berupa prinsip kehidupan, yaitu: "Lebih baik ada dalam kumpulan orang yang mengasihi kita daripada dikelilingi oleh banyak teman yang penuh kebencian" (17). Kepada para pembacanya, pengamsal memberikan nasihat untuk sabar dalam perbantahan (18). Adalah penting untuk mendengar, tetapi lamban berbicara. Alkitab mengajarkan, "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah" (Yak 1:19-20). Perhatikan bahwa Kitab Suci menegaskan setiap bagian hidup kita adalah panggilan untuk mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Di sinilah kita membutuhkan banyak nasihat yang benar dan bijak (19-23).

Dalam menjalani kehidupan di dunia, ada realitas yang bertolak belakang yang akan kita jumpai. Misalnya, orang bijak membawa kehidupan vs orang bodoh membawa kepada kematian (24). Tak satu pun dari kita suka dikritik. Jika kita tidak belajar disiplin, kita hanya merusak diri sendiri (32). Itu sebabnya kita seyogianya hidup takut akan Tuhan (25-33). Inilah instruksi untuk menjadi bijaksana. Salomo mengatakan, "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN daripada banyak harta dengan disertai kecemasan" (Ams 15:16). Selain itu,

Tuhan Yesus berkata, "Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu" (Luk 11:34) Pertanyaannya adalah sejauh mana kita sungguh-sungguh meletakkan segala rasa kuatir dan takut dalam pemeliharaan dan pertolongan Tuhan? [IBS]

TAG Heuer | The TAG Heuer Connected Watch empowered by Intel

Toshiba How-To: Replacing the hard drive on your laptop with a new Toshi...

TAG Heuer Connected Press Conference

TAG Heuer Connected | 360° Product Specifications Tour

Introducing the TAG Heuer Connected

TAG Heuer Connected | The Micro Apps

TAG Heuer Connected | The Registration

TAG Heuer Connected | The Interactive Counters

TAG Heuer Connected | The history

One Journey with the TAG Heuer Connected

TAG Heuer Connected | The Watchfaces

Change is in the Air

How to Escape from a Car Window (SLOW MOTION) - Smarter Every Day 144

Toshiba How-To: Using Windows Hello on a Toshiba laptop with Windows 10

Dell Vostro 5000 Series Laptop (2015) Product Overview

Friday, November 6, 2015

HCD-16 GENESIS VISION G CONCEPT CAR DESIGN FLIM

The Peanuts Movie | "Little Red Haired Girl" Clip [HD] | 20th Century FOX

Windows Hello For Toshiba

2016 Nissan Altima Overview - Full Length

Jauhilah Orang Bebal

Santapan Harian 06 Novermber 2015

Jauhilah Orang Bebal

Amsal 14 : 1 - 20
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.  2 Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia. 3 Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya. 4 Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil. 5 Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta. 6. Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh. 7 Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya. 8 Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. 9 Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan. 10. Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya. 11. Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar. 12. Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 13 Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. 14 Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya. 15 Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya. 16 Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman. 17. Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar. 18. Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan. 19. Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar. 20 Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.


Saat hidup berada di persimpangan jalan, kita harus mengambil sebuah keputusan yang akan menentukan jalan kita ke depan. Tidak setiap jalan akan membawa kita sampai ke tujuan yang dikehendaki. Bagaimana kita mengetahui jalan mana yang "benar", ketika ada begitu banyak pilihan dalam hidup?

Amsal 14 menguraikan perbandingan jalan orang bijak dengan orang bodoh. Si bijak membangun rumah yang kokoh, sementara si bodoh membangun rumah yang rapuh (1) Jalan orang bodoh digambarkan sebagai: menghina Tuhan (2), membenci teguran dan didikan (3), merendahkan agama (9), melampiaskan nafsu (16), lekas naik darah (17) . Pada dasarnya, mereka tidak memiliki rasa takut dan hormat kepada Tuhan (2). Ayat kunci yang membedakan kedua jalan ini didasarkan pada Amsal 14:12, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Amsal mengajarkan kita untuk hidup dalam kekudusan menurut jalan Allah. Namun ada orang-orang yang mencoba untuk hidup kudus tanpa melibatkan Allah. Mereka percaya bahwa "kesucian" adalah sebuah lencana yang bertuliskan "Lihatlah Betapa Istimewanya Aku." Dengan kata lain, kekudusan mereka diperoleh dari banyaknya perhatian manusia, bukan dari Allah Sebagaimana perkataan Yesus, "mereka mendapatkan pahala mereka" (Mat 6:2). Selain itu, mereka berjerih lelah dalam kekudusan dan melakukan segala sesuatu atas nama Tuhan. Kenyataanya, semuanya itu hanya ada di mulut belaka. Mereka menerapkan daftar Perintah dan Larangan yang diberlakukan untuk semua orang di sekitar mereka.

Kesalahan akibat kebodohan sendiri terjadi saat kita mengikuti nasihat dan keinginan yang egois. Kebodohan akan makin ditambahkan jika kita menyalahkan Tuhan atas kekacauan dalam hidup kita. Sementara orang yang bijaksana akan mengambil tanggung jawab atas kesalahan mereka dan belajar dari hal itu.


Alkitab menguraikan hikmat bukan sekadar kebijaksanaan.Pemahaman ini merujuk kepada relasi kita dengan Allah, Sang Pemberi dan Tujuan Hidup kita. [IBS]

2016 Nissan Altima - Premium Interior and Technology

Thursday, November 5, 2015

Test Drive James Bond villain's Jaguar C-X75 Supercar

Toshiba How-To: Using TransferJet™ wireless adapter to transfer files fr...

Activity Update on 2015 CR-V Vibration

Mazda Dreams | Mazda USA

Terang Orang Benar

Santapan Harian

Terang Orang Benar

Amsal 13:1-25  
Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan. 2 Dari buah mulutnya seseorang akan makan yang baik, tetapi nafsu seorang pengkhianat ialah melakukan kelaliman. 3 Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. 4 Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. 5 Orang benar benci kepada dusta, tetapi orang fasik memalukan dan memburukkan diri. 6 Kebenaran menjaga orang yang saleh jalannya, tetapi kefasikan mencelakakan orang berdosa. 7 Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak. 8 Kekayaan adalah tebusan nyawa seseorang, tetapi orang miskin tidak akan mendengar ancaman. 9 Terang orang benar bercahaya gemilang, sedangkan pelita orang fasik padam. 10 Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat. 11 Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya. 12 Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan. 13 Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan. 14 Ajaran orang bijak adalah sumber kehidupan, sehingga orang terhindar dari jerat-jerat maut. 15 Akal budi yang baik mendatangkan karunia, tetapi jalan pengkhianat-pengkh mencelakakan mereka. 16 Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan. 17 Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan. 18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati. 19 Keinginan yang terlaksana menyenangkan hati, menghindari kejahatan adalah kekejian bagi orang bebal. 20 Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. 21 Orang berdosa dikejar oleh malapetaka, tetapi Ia membalas orang benar dengan kebahagiaan. 22. Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar. 23 Huma orang miskin menghasilkan banyak makanan, tetapi ada yang lenyap karena tidak ada keadilan. 24 Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. 25 Orang benar makan sekenyang-kenyangnya, tetapi perut orang fasik menderita kekurangan.



Dengan ukuran seperti apakah kita ingin dinilai oleh Tuhan? Apakah dengan harta, kekuasaan, atau kesalehan? Ini adalah salah satu pertanyaan penting yang ditujukan pada diri kita. Bagaimana kita menyikapi panggilan hidup dalam kekayaan menurut ukuran Tuhan?

Amsal pada bagian ini bisa dibagi dalam tiga tema besar: Pertama, pentingnya seorang yang bijaksana memelihara kebenaran (1-6). Kedua, perenungan tentang hakekat kekayaan sejati dalam kehidupan (7-11). Ketiga, perenungan tentang akibat yang diterima baik oleh orang bijak maupun orang fasik, ketika mereka menerapkan nilai tersebut dalam kehidupan mereka (14-25).

Kunci pemahaman Amsal didapatkan dalam ayat 13-14, "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan. Ajaran orang bijak adalah sumber kehidupan, sehingga orang terhindar dari jerat-jerat maut." Kita akan memperhatikan pemahaman bagian kedua sebagai perenungan kita saat ini. Kekayaan sejati tidak diukur berdasarkan materi, melainkan dinilai dengan ukuran kerohanian, yakni kebenaran yang memiliki nilai kekekalan.

Saat ini, ada banyak orang yang sangat kaya dalam hidupnya. Tetapi lima menit setelah mati, mereka akan segera menjadi orang yang sangat miskin. Mereka seperti orang kaya bodoh yang dituturkan oleh Injil Lukas 12. Orang kaya itu menganggap bahwa hidup hanya diukur dari tingkat keberhasilannya. Amsal 13:8-10 menegaskan, "Kekayaan adalah tebusan nyawa seseorang...Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat." Artinya, di mana muncul pertentangan, di balik itu ada kebanggaan seseorang dipertaruhkan. Karena itu betapa pentingnya datang ke Salib, sebab manusia lama kita sudah mati. Itulah satu-satunya cara bagi kita untuk menyingkirkan kebanggaan. Itulah satu-satunya cara menyingkirkan perselisihan dalam hidup Anda. [IBS]

Evolution of the Mazda Rotary Sports Car | Mazda USA

Wednesday, November 4, 2015

Surprise surprise....

Xperia Z5-series from Sony – best camera

Jangan merampas hak orang lain!

Bagian 1

Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Tapi terkadang hanya haknya yang diperhatikan dan kewajibannya tidak dipenuhi. Bagaimana cara berpikirnya, aneh tapi banyak seperti itu. Hak yang dimaksud dalam bagian yang pertama ini adalah hak seorang perempuan untuk tidak dilecehkan oleh seorang pria. Kenapa seorang pria bisa sampai tega melakukan tindak pemerkosaan terhadap seorang perempuan yang dilihatnya, bahkan kepada  anak kecil (baik anak perempuan dan bahkan juga anak laki-laki)? Padahal mereka diciptakan dengan kegagahan dan keperkasaan supaya bisa menjadi pelindung yang baik. Sangat disayangkan. Hampir semua mengatakan karena film yang tidak pantas untuk ditonton itu. Terkadang ada juga yang mengatakan karena sang perempuan yang berpakaian kurang pantas. Kata kurang pantas itu entah menerangkan apa dalam alasan para pemerkosa itu. Karena anak kecil saja mereka perkosa bahkan seorang nenek  juga mereka perkosa. OH TIIDAAAK. Kenapa tidak sekalian hewan yang ada di sekitar mereka, hewan-hewan itu bahkan tidak memakai pakaian. Sudah melakukan kesalahan masih tetap menyalahkan orang lain. Kenapa bukan otaknya yang diperbaiki! Memangnya para perempuan juga akan memperkosa seorang pria yang lewat di depan mereka dengan bertelanjang badan hanya memakai celana, tidak kan? Kenapa otaknya yang salah tapi tidak mengakuinya. 

Biasa juga mereka (pemerkosa) akan mengaku khilaf. KHILAF??? Sudah memperlakukan orang seenaknya, menghancurkan hidup orang lain lalu penjelasannya cuma khilaf? Dalam hal ini apapun penyesalan pelaku bahkan apapun yang dapat pelaku berikan tetap tidak dapat membayar kerugian para korban. Kenapa beraninya sama orang yang mereka tahu tidak lebih kuat dari mereka. Itu namanya pengecut. Bukankah setiap barang bukti dari sebuah kejahatan akan disita yang berwajib? Jadi kejahatan yang seperti pemerkosa juga harus dilakukan penyitaan barang bukti. Bagaimana? Tidak berani? Mengambil masa depan orang lain secara paksa berarti juga harus siap untuk masa depannya diambil secara paksa juga kan. Kata orang gigi ganti gigi dan mata ganti mata. Baru-baru ini sudah ada yang mencanangkan bahwa para pemerkosa itu harus dikebiri. Sangat setuju sekali. Keren tuh orang, kemana saja mereka. Tapi ada yang sangat disayangkan, ada yang tidak setuju dengan hukuman kebiri itu, dengan alasan hak asasi manusia. OH TIDAAAK. Apa yang terjadi dengan manusia-manusia itu, mereka manusia bukan sih. Membela hak asasi orang yang mengambil secara paksa hak asasi orang lain?!! 

Ok kalau begitu. Kalau tidak mau dikebiri, masukkan saja para pelaku itu ke dalam kandang singa atau harimau juga boleh. Hewan-hewan itu sangat populer dikalangan para fauna. Tidak ingin adu nyali dengan mereka atau memang beraninya cuma dengan nenek-nenek, para perempuan, dan anak-anak kecil saja? Kalau hidup itu harus sportif. Berani berbuat berani bertanggung jawab. Setiap orang mempunyai pikirannya masing-masing yang dia kendalikan sendiri. Apapun  yang terjadi tetap yang mengendalikan diri seseorang adalah orang itu sendiri. Jangan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang kau perbuat. Karena kesalahan yang dilakukan orang lain akan dipertanggungjawabkan oleh orang itu sendiri dan kesalahan yang kamu perbuat juga cuma kamu yang bertanggung jawab, orang lain tidak ikut bertanggung jawab. Hiduplah dengan pemikiran yang positif. Kenalilah segala macam kelemahan yang kau miliki, dan berusahalah untuk mengendalikannya. Karena begitu banyak pria di dunia ini yang bisa hidup tanpa melakukan hal yang seperti itu. 

Hiduplah dengan baik dan benar. Sekian dan terima kasih.

Spectre - Reasons to be Excited (2015) HD

Poor Bear

[MV] IU(아이유) _ The red shoes(분홍신)

Infiniti Be Ready to Winter TV Commercial

Mazda Reveals Extreme Lightweight Design Concepts at 2015 SEMA

MY 2016 CR-Z

MY 2016 Civic Sedan

Jalan Kebenaran vs Jalan Kemurtadan

Santapan Harian
Jalan Kebenaran vs Jalan Kemurtadan

Amsal 12:15-28

Kitab Amsal memberi kita bantuan praktis guna mengetahui, melakukan, dan menikmati kehendak Allah bagi hidup kita. Sebab itu, kita perlu menunjukkan iman dan komitmen kepada Tuhan dengan segenap hati serta mendengarkan kebijaksanaan orang lain. Amsal 3:5, 6 mengajarkan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Pengamsal menunjukkan perbandingan antara orang yang bijaksana dengan orang bodoh. Perbandingan ini ditunjukkan secara jelas, yaitu ketika orang bijak mengabaikan cemooh, orang bodoh akan menyerukannya (16). Saat orang bijak mengatakan kebenaran yang adil, orang bodoh akan mengucapkan tipu daya (17). Orang bijaksana menyembunyikan pengetahuannya, sedangkan orang bodoh menyeru-nyerukan kebodohannya (23). Kesimpulannya, kehidupan hanya ada di jalan kebenaran. Sementara jalan kemurtadan akan membawa kepada maut (28).

Roma 3:23 menegaskan upah dosa adalah maut. Karena itu, kita bisa menarik satu garis penjelasan bahwa jalan kemurtadan akan mengarah kepada jurang maut. Apakah jalan kemurtadan ini? Yaitu jalan yang diatur dan diukur menurut pertimbangan sendiri tanpa melibatkan Allah dalam kehidupannya (bdk ay. 1). Inilah jalan yang tidak mengikuti arahan Yesus Kristus (Yoh 14:6).


Sering kali kita tidak mau mendengarkan nasihat yang baik. Jika nasihat itu benar, mengapa kita tidak siap membuka telinga? Ketika kita hanya mau mengikuti jalan hidup tanpa mau melibatkan Tuhan, di situlah kita mengalami kejatuhan. Pengamsal mengajak kita mengambil sikap seperti yang tertulis dalam Maz 100:3, "Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya." Sudahkah kita mengakui Dia sebagai Pencipta, Gembala, dan Pemilik hidup kita sepenuhnya? [IBS]

MY 2016 Honda Accord Coupe

Tuesday, November 3, 2015

The Peanuts Movie Ultimate Charlie Brown Trailer (2015) - Animated Movie HD

Peugeot | Partnership with ATP World Tour

Spectre Ultimate 007 Trailer (2015) - Daniel Craig Movie HD

Ia sekarang berdoa. [Kisah Para Rasul 9:11]

Renungan Pagi
Selasa, 3 November 2015

Ia sekarang berdoa. [Kisah Para Rasul 9:11]

Doa langsung diperhatikan di surga. Saat Saulus mulai berdoa, Tuhan mendengarnya. Inilah penghiburan bagi jiwa yang tertekan namun terus berdoa. Sering kali seorang yang malang dan patah hatinya menekuk lutut, tapi hanya bisa mengungkapkan ratapannya dalam bahasa desahan dan air mata; sekalipun demikian erangan itu telah membuat semua kecapi di surga melantunkan musik; air mata itu sudah ditangkap Allah dan disimpan dalam kirbat surgawi. "Air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu," [Mazmur 56:9] menyiratkan bahwa air mata itu ditangkap begitu ia tercurah. Si pemohon, yang ketakutannya menghalangi ucapannya, akan dipahami dengan baik oleh Yang Mahatinggi. Dia mungkin melihat ke atas dengan mata yang basah; namun "doa adalah air mata yang jatuh." [1] Air mata adalah permata surga, desahan adalah bagian dari musik istana TUHAN, dan jumlahnya dihitung dengan "alunan teragung yang menjangkau Sang Mulia Yang Mahatinggi." [2] Jangan pikir doamu, betapa lemah atau gemetaran, akan diabaikan. Tangga Yakub itu luhur, tapi doa kita akan bersandar pada Malaikat perjanjian dan naik putaran tangga yang gemerlapan. Allah kita tidak hanya mendengar doa tapi juga suka mendengar doa. "Teriak orang yang tertindas tidaklah dilupakan-Nya." [Mazmur 9:13] Benar, Dia tidak mengindahkan penampilan yang agung dan kata-kata yang angkuh; Dia tidak memedulikan kebesaran dan kemegahan raja-raja; Dia tidak mendengarkan sembulan musik perang; Dia tidak memperhatikan kemenangan dan kesombongan manusia; namun di mana pun ada hati yang besar kesedihannya, atau bibir yang gemetar penuh penderitaan, atau rintihan yang dalam, atau desahan penyesalan, hati TUHAN terbuka; Dia mencatatnya dalam ingatan-Nya; Dia menaruh doa kita, seperti daun mawar di antara halaman-halaman buku kenangan-Nya, dan ketika akhirnya jilid itu dibuka, dari dalamnya bermunculan keharuman yang berharga.

    "Iman tidak meminta tanda dari langit,
    Untuk menunjukkan naiknya doa-doa yang diterima,
    Imam kita berada di tempat kudus-Nya,
    Dan menjawab dari takhta kemurahan."

____________________
[1] Prayer is the soul's sincere desire. James Mont­gom­e­ry, 1818. Lirik lagu: Prayer is the burden of a sigh, The falling of a tear.
[2] Ibid. Lirik lagu: Prayer the sublimest strains that reach the Majesty on high.
Renungan Pagi (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.
Kirim perbaikan



Behold, he prayeth. — Acts 9:11

Prayers are instantly noticed in heaven. The moment Saul began to pray the Lord heard him. Here is comfort for the distressed but praying soul. Oftentimes a poor broken-hearted one bends his knee, but can only utter his wailing in the language of sighs and tears; yet that groan has made all the harps of heaven thrill with music; that tear has been caught by God and treasured in the lachrymatory of heaven. “Thou puttest my tears into thy bottle,” implies that they are caught as they flow. The suppliant, whose fears prevent his words, will be well understood by the Most High. He may only look up with misty eye; but “prayer is the falling of a tear.” Tears are the diamonds of heaven; sighs are a part of the music of Jehovah’s court, and are numbered with “the sublimest strains that reach the majesty on high.” Think not that your prayer, however weak or trembling, will be unregarded. Jacob’s ladder is lofty, but our prayers shall lean upon the Angel of the covenant and so climb its starry rounds. Our God not only hears prayer but also loves to hear it. “He forgetteth not the cry of the humble.” True, He regards not high looks and lofty words; He cares not for the pomp and pageantry of kings; He listens not to the swell of martial music; He regards not the triumph and pride of man; but wherever there is a heart big with sorrow, or a lip quivering with agony, or a deep groan, or a penitential sigh, the heart of Jehovah is open; He marks it down in the registry of His memory; He puts our prayers, like rose leaves, between the pages of His book of remembrance, and when the volume is opened at last, there shall be a precious fragrance springing up therefrom.

“Faith asks no signal from the skies,
To show that prayers accepted rise,
Our Priest is in His holy place,

And answers from the throne of grace.”