Ringkasan
Khotbah - Minggu, 15 Mei 2011
Pdt. Ellya
Duta Makarawung.
Tinggalkan Sifat Kanak-kanak, Kenali
ldentitasmu, dan Menjadi berkat
1 Kor. 13:
11; Roma 8:31-39; 2 Kor. 5:15-16
Perubahan
adalah sebuah fenomena yang sedang sangat digandrungi oleh masyarakat dunia
hari-hari ini. Gara-gara ‘perubahan’ banyak orang diuntungkan, sebut saja dua
orang papan atas dunia, yang karena pernyataan tentang “membawa perubahan”,
menggusung mereka menduduki kursi tertinggi dalam sebuah negara, mereka adalah
Susilo Bambang Yudhoyono (president RI) dan Barak Obama (Presiden USA), janji
“membawa perubahan” inilah membuat masyarakat begitu tertarik dan menjadikan
nama mereka sebagai presiden terpilih. Namun, perubahan bukanlah suatu
perubahan sampai terjadi perubahan. Alkitab catat jelas buat kita, bahwa Tuhan
menghendaki kita berubah oleh pembaharuan budi (Roma 12:2). Sebab Yesus datang
bukan membawa agama tetapi membawa kehidupan. Ciri suatu kehidupan adalah
adanya pertumbuhan, dan esensi dari pertumbuhan adalah perubahan. Perubahan
pola pikir membawa kita menjadi anak-anak Tuhan yang dewasa. Sebab itu, nasihat
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus sangat praktis, tinggalkan sifat
kanak-kanakmu (1 Kor. 13:11), maka engkau akan mengalami perubahan menjadi
dewasa di dalam Kristus. Sifat kanak-kanak seperti apa yang perlu kita
tinggaIkan?
Inilah
ciri-cirinya :
1.
Lebih suka pemberian dari pada Sang Pemberi
Banyak
orang Kristen datang kepada Tuhan, bukan karena memang mencari Tuhan. Tidak
sedikit yang datang kepada Tuhan hanya karena mencari keuntungan bagi dirinya.
Sebut saja, kesembuhan, berkat, kekayaan, ketemu jodoh, dan lain-lain adalah
motivasi yang sering hinggap dipikiran orang-orang yang "berkunjung"
ke gereja. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang memiliki sifat
kanak-kanak. Mereka mencari Tuhan karena kebutuhan, bukan kerinduan. Tinggalkan
sifat kanak-kanak ini. Sembuh atau tidak, diberkati atau tidak, menjadi kaya
atau tidak, DIA tetap Tuhan buat kita. Sadrakh, Mesakh dan Abednego pernah
berkata, saat mereka diperhadapkan dengan perapian yang menyala-nyala,
pernyataan iman mereka sungguh luar biasa, yakin ditolong oleh Tuhan, namun
seandainya tidak, mereka tidak akan pernah menyembah kepada kaisar. Seberapa
tertarikkah engkau kepada Sang pemberi didalam hidup kita? Jangan cari tangan
Tuhan, carilah wajah dan hati Tuhan.
2. Bertindak dulu, berfikir terakhir.
Mengapa
anak Tuhan seringkali jatuh di dalam dosa? Perselingkuhan, mabuk mabukan, judi,
seks bebas, dll. Setiap kali pertanyaan diajukan kepada mereka selalu jawabnya,
"iya, saya juga tidak tahu mengapa saya lakukan itu? Ini sebenarnya adalah
hal yang sangat konyol.
Kita tidak
belajar berpikir dulu sebelum kita bertindak. Kalaupun kita berpikir, kita akan
berfikir yang menyenangkan, bukan apa yang benar. Belajarlah berpikir apa yang
benar dan terbaik, bukan apa yang menyenangkan.
3. Bertanggung jawab
Banyak anak
Tuhan yang melarikan diri saat dia melakukan sebuah kesalahan. Tidak mau
bertanggung jawab adalah ciri kanak-kanak. Belajarlah bertanggung jawab dalam
hidup ini, bertanggung jawab dalam bahasa lnggris memakai “responsbility"
berasal dari kata respons dan ability. Bertanggung jawab artinya sanggup
memberi respon dengan benar dalam hidup ini. Bukan masalah salah atau benar,
tetapi bagaimana kita memberi respon yang benar, itulah yang menentukan. Keluar
dari sifat kanak-kanak kita, akan membuat kita lebih tajam lagi dalam
kehidupan. lngatlah bahwa Tuhan memberikan identitas buat kita dengan
jelas. Kuasa atas bumi diberikannya
kepada kita, supaya kita mempengaruhi dunia ini. Kita adalah pemenang bahkan
lebih dari pemenang (Roma 8:31-39), ini yang perlu kita tahu supaya janji Tuhan
bahwa kemenangan-Nya pasti untuk kita benar-benar berlaku dihidup kita. Banyak orang Kristen kalah di kehidupan
karena mereka tidak menyadari bahwa kuasa sudah diberikan kepadanya. Dan
membiarkan pemberi Kuasa itu menguasai hidup kita. Segala sesuatu bisa saja
terjadi dalam hidup kita tetapi asalkan kita, memilih untuk tetap dipimpin oleh
Tuhan, sang Raja di hidup kita, maka kemenangan itu tetap jadi milik kita.
Mengapa Daud banyak kali mengalami pertolongan Tuhan dalam kehidupannya?
Sederhana saja, karena dia selalu bertanya kepada Tuhan ketika hendak melakukan
sesuatu. Berbeda dengan Elimelekh dan Naomi karena mengambil keputusan dengan
cara sendiri akibatnya mereka kalah. Kemenangan itu pasti, kekalahan itu
pilihan.
Yesus telah
mati untuk kita, banyak orang berpikir bahwa Dia mati untuk menebus dosa kita,
Dia mati untuk menyelamatkan kita. Kalau tujuan Yesus hanya itu, kita tidak
butuh memiliki identitas seorang pemenang bahkan lebih dari pemenang. Tentu
saja tujuan Yesus lebih dari itu. Kita ditebus untuk hidup bagi orang lain.
Kita dipanggil bukan menjadi orang yang hidup dalam egosentris, karena segala
sesuatu yang bersifat egosentris adalah kehidupan yang menghasilkan dosa. Kehidupan kita haruslah menjadi sebuah
kehidupan yang berkualitas, sebab kita bukan cuma harus hidup bagi orang lain,
tetapi lebih dari itu, kita harus hidup bagi Tuhan. Hidup berkualitas adalah sebuah
kehidupan yang baru. Bukan Iagi dengan prinsip lama, tetapi dengan prinsip
kehidupan yang baru. Jalanilah sebuah kehidupan yang berkualitas, dengan
prinsip kehidupan yang baru. sangat tidak adil, kalau kita menginginkan
kehidupan yang berkualitas, suatu kehidupan dengan hasil yang dicapai dengan
level yang berbeda, lebih meningkat lagi, tetapi mengerjakan hal-hal lama
dengan cara lama dan sistem Iama. Buanglah nilai yang lama, prinsip lama, dan
ukuran yang lama, supaya kehidupan yang berkualitas benar-benar jadi bagian
hidup kita, supaya kita menjadi berkat bagi banyak orang. Perhatikanlah dengan
seksama, kehidupanmu seperti apa, sebab buat kita memperhatikan bagaimana cara
hidup kita, maka Tuhan Yesus mempercayai kita dan menitipkan kualitas-Nya
dihidup kita. KERAJAAN-NYA DATANG! Amin.
Disalin dari: WARTA
Edisi 021/22Mei 2011
Gereja
BETHANI Indonesia , Jl. Sam
Ratulangi, Manado , Indonesia
No comments:
Post a Comment