Speed Action Do The Best

Speed Action Do The Best

Thursday, March 3, 2016

Tinggalkan Sifat Kanak-kanak, Kenali ldentitasmu, dan Menjadi berkat

Ringkasan Khotbah - Minggu, 15 Mei 2011
Pdt. Ellya Duta Makarawung.

Tinggalkan Sifat Kanak-kanak, Kenali ldentitasmu, dan Menjadi berkat
1 Kor. 13: 11; Roma 8:31-39; 2 Kor. 5:15-16

Perubahan adalah sebuah fenomena yang sedang sangat digandrungi oleh masyarakat dunia hari-hari ini. Gara-gara ‘perubahan’ banyak orang diuntungkan, sebut saja dua orang papan atas dunia, yang karena pernyataan tentang “membawa perubahan”, menggusung mereka menduduki kursi tertinggi dalam sebuah negara, mereka adalah Susilo Bambang Yudhoyono (president RI) dan Barak Obama (Presiden USA), janji “membawa perubahan” inilah membuat masyarakat begitu tertarik dan menjadikan nama mereka sebagai presiden terpilih. Namun, perubahan bukanlah suatu perubahan sampai terjadi perubahan. Alkitab catat jelas buat kita, bahwa Tuhan menghendaki kita berubah oleh pembaharuan budi (Roma 12:2). Sebab Yesus datang bukan membawa agama tetapi membawa kehidupan. Ciri suatu kehidupan adalah adanya pertumbuhan, dan esensi dari pertumbuhan adalah perubahan. Perubahan pola pikir membawa kita menjadi anak-anak Tuhan yang dewasa. Sebab itu, nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus sangat praktis, tinggalkan sifat kanak-kanakmu (1 Kor. 13:11), maka engkau akan mengalami perubahan menjadi dewasa di dalam Kristus. Sifat kanak-kanak seperti apa yang perlu kita tinggaIkan?
Inilah ciri-cirinya :

 1.  Lebih suka pemberian dari pada Sang Pemberi
Banyak orang Kristen datang kepada Tuhan, bukan karena memang mencari Tuhan. Tidak sedikit yang datang kepada Tuhan hanya karena mencari keuntungan bagi dirinya. Sebut saja, kesembuhan, berkat, kekayaan, ketemu jodoh, dan lain-lain adalah motivasi yang sering hinggap dipikiran orang-orang yang "berkunjung" ke gereja. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang memiliki sifat kanak-kanak. Mereka mencari Tuhan karena kebutuhan, bukan kerinduan. Tinggalkan sifat kanak-kanak ini. Sembuh atau tidak, diberkati atau tidak, menjadi kaya atau tidak, DIA tetap Tuhan buat kita. Sadrakh, Mesakh dan Abednego pernah berkata, saat mereka diperhadapkan dengan perapian yang menyala-nyala, pernyataan iman mereka sungguh luar biasa, yakin ditolong oleh Tuhan, namun seandainya tidak, mereka tidak akan pernah menyembah kepada kaisar. Seberapa tertarikkah engkau kepada Sang pemberi didalam hidup kita? Jangan cari tangan Tuhan, carilah wajah dan hati Tuhan.

2.    Bertindak dulu, berfikir terakhir.
Mengapa anak Tuhan seringkali jatuh di dalam dosa? Perselingkuhan, mabuk mabukan, judi, seks bebas, dll. Setiap kali pertanyaan diajukan kepada mereka selalu jawabnya, "iya, saya juga tidak tahu mengapa saya lakukan itu? Ini sebenarnya adalah hal yang sangat konyol.
Kita tidak belajar berpikir dulu sebelum kita bertindak. Kalaupun kita berpikir, kita akan berfikir yang menyenangkan, bukan apa yang benar. Belajarlah berpikir apa yang benar dan terbaik, bukan apa yang menyenangkan.

3.   Bertanggung jawab
Banyak anak Tuhan yang melarikan diri saat dia melakukan sebuah kesalahan. Tidak mau bertanggung jawab adalah ciri kanak-kanak. Belajarlah bertanggung jawab dalam hidup ini, bertanggung jawab dalam bahasa lnggris memakai “responsbility" berasal dari kata respons dan ability. Bertanggung jawab artinya sanggup memberi respon dengan benar dalam hidup ini. Bukan masalah salah atau benar, tetapi bagaimana kita memberi respon yang benar, itulah yang menentukan. Keluar dari sifat kanak-kanak kita, akan membuat kita lebih tajam lagi dalam kehidupan. lngatlah bahwa Tuhan memberikan identitas buat kita dengan jelas.  Kuasa atas bumi diberikannya kepada kita, supaya kita mempengaruhi dunia ini. Kita adalah pemenang bahkan lebih dari pemenang (Roma 8:31-39), ini yang perlu kita tahu supaya janji Tuhan bahwa kemenangan-Nya pasti untuk kita benar-benar berlaku dihidup kita.  Banyak orang Kristen kalah di kehidupan karena mereka tidak menyadari bahwa kuasa sudah diberikan kepadanya. Dan membiarkan pemberi Kuasa itu menguasai hidup kita. Segala sesuatu bisa saja terjadi dalam hidup kita tetapi asalkan kita, memilih untuk tetap dipimpin oleh Tuhan, sang Raja di hidup kita, maka kemenangan itu tetap jadi milik kita. Mengapa Daud banyak kali mengalami pertolongan Tuhan dalam kehidupannya? Sederhana saja, karena dia selalu bertanya kepada Tuhan ketika hendak melakukan sesuatu. Berbeda dengan Elimelekh dan Naomi karena mengambil keputusan dengan cara sendiri akibatnya mereka kalah. Kemenangan itu pasti, kekalahan itu pilihan.

Yesus telah mati untuk kita, banyak orang berpikir bahwa Dia mati untuk menebus dosa kita, Dia mati untuk menyelamatkan kita. Kalau tujuan Yesus hanya itu, kita tidak butuh memiliki identitas seorang pemenang bahkan lebih dari pemenang. Tentu saja tujuan Yesus lebih dari itu. Kita ditebus untuk hidup bagi orang lain. Kita dipanggil bukan menjadi orang yang hidup dalam egosentris, karena segala sesuatu yang bersifat egosentris adalah kehidupan yang menghasilkan dosa.  Kehidupan kita haruslah menjadi sebuah kehidupan yang berkualitas, sebab kita bukan cuma harus hidup bagi orang lain, tetapi lebih dari itu, kita harus hidup bagi Tuhan. Hidup berkualitas adalah sebuah kehidupan yang baru. Bukan Iagi dengan prinsip lama, tetapi dengan prinsip kehidupan yang baru. Jalanilah sebuah kehidupan yang berkualitas, dengan prinsip kehidupan yang baru. sangat tidak adil, kalau kita menginginkan kehidupan yang berkualitas, suatu kehidupan dengan hasil yang dicapai dengan level yang berbeda, lebih meningkat lagi, tetapi mengerjakan hal-hal lama dengan cara lama dan sistem Iama. Buanglah nilai yang lama, prinsip lama, dan ukuran yang lama, supaya kehidupan yang berkualitas benar-benar jadi bagian hidup kita, supaya kita menjadi berkat bagi banyak orang. Perhatikanlah dengan seksama, kehidupanmu seperti apa, sebab buat kita memperhatikan bagaimana cara hidup kita, maka Tuhan Yesus mempercayai kita dan menitipkan kualitas-Nya dihidup kita. KERAJAAN-NYA DATANG! Amin.

 Disalin dari: WARTA Edisi 021/22Mei 2011
Gereja BETHANI Indonesia, Jl. Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

No comments:

Post a Comment